TIMIKA | Masyarakat di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, diminta untuk mendukung pemerintah dalam mengatasi penyebaran african swine fever (ASF) atau demam babi afrika di wilayah itu.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Mimika, drh. Sabelina Fitriani mengatakan tempat penguburan babi yang terkena virus ASF yang disediakan pemerintah sebelumnya berjalan lancar, namun karena ada komplain dari masyarakat, sehingga terpaksa tempat itu harus ditutup.
Padahal, menurut drh. Sabelina, lahan penguburan itu sudah dibuat jauh dari pemukiman, dan penguburan juga dilakukan sesuai SOP, dimana babi sebelum dikubur disemprot, mobil yang mengangkut juga disemprot, bahkan setelah penguburan, area itu juga disemprot. Sehingga ini jauh lebih aman untuk masyarakat dan juga lingkungan.
Akibat dari komplain dan penutupan lahan penguburan babi, sehingga masyarakat ada yang membuang bangkai babi mati di sungai. Sampai hari ini, babi yang mati akibat ASF sudah mencapai 3.500 ekor.
Lanjut Sabelina, saat ini pemerintah sudah menyiapkan lahan baru untuk penguburan babi yang terkena virus ASF. “Lahan baru sudah ada,” kata drh. Sabelina saat diwawancara di Timika, Senin (4/3/2024).
Ia menambahkan, pembuangan bangkai babi di sungai maupun semak-semak, justru lebih berdampak buruk terhadap masyarakat dan juga lingkungan.
“Tapi kalau orang buang di kali, di semak semak, maka virus akan semakin tersebar, kita harap lahan yang sudah ada masyarakat juga mendukung,” tuturnya.
Langkah-langkah yang dibuat pemerintah ini bertujuan untuk mengurangi penyebaran virus, dan mencegah jangan sampai babi-babi di Mimika mati.
“Kita berupaya untuk memutus rantai penyebaran virus, kalau masyarakat tidak mendukung nanti susah,” katanya.
Pembuangan bangkai babi di sungai lebih berbahaya untuk masyarakat dan lingkungan, dan tentu akan lebih aman jika bangkai babi itu dikubur, juga akan memutus rantai penyebaran virus.
Saat ini, belum ada vaksin maupun obat untuk menyembuhkan ASF pada babi, sehingga masyarakat diminta untuk betul-betul mendukung pemerintah dalam memutus rantai virus ASF.
drh. Sabelina menambahkan, babi yang terkena ASF ini sebenarnya aman untuk dikonsumsi manusia, tetapi sisa makanan yang dibuang itu yang ditakutkan akan diberikan kepada babi yang sehat.
“Jadi saya harap juga makanan untuk babi itu dimasak dengan suhu 100 derajat,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis