TIMIKA | Ribuan Umat Katolik di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, memadati Gereja Katedral Tiga Raja untuk mengikuti Misa Natal pertama malam kudus, Sabtu (24/12/2022).
Misa diawali dengan perarakan lilin Natal, dan dengan khusyuk umat Katolik mengikuti prosesi penyalaan lilin dalam momen malam kudus.
Misa Natal di Katedral Tiga Raja dipimpin Pastor Gusti Rojal Yabarmase Pr.
Dalam homilinya, Pastor Gusti mengatakan, kegembiraan Natal terungkap dan terekspresi lewat tindakan dan aktivitas lahiriah dalam kehidupan masyarakat.
Hal ini terlihat di jalan umum begitu banyak lampu hias yang dipasarkan, pohon Natal yang dihiasi dengan pernak pernik penuh warna, banyak baliho yang dipasang untuk mengucapkan selamat Natal.
Bahkan dalam keluarga Kristen juga kegembiraan Natal dirasakan.
“Ketika ibu sibuk didapur menyiapkan kue, anak-anak sibuk di pasar mencari pakaian baru, sepatu baru, menggunting rambut, dan lainnya. Sementara bapak-bapak sibuk mengecat rumah, membersihkan rumah.
Itulah ungkapan kegembiraan Natal yang kira rasakan,” katanya.
Sebagai Umat Katolik, kata Pastor Gusti pertanyaan di malam Natal hari ini adalah kegembiraan Natal yang ditemukan dalam hidup harian sebagai seorang Katolik.Â
Ia menyebutkan, Verbum caro factum est atau sabda sudah menjadi daging, Habitavit in nobis yang artinya dia tinggal di dalam kita.
“Itulah kegembiraan Natal yang kita rayakan sabda sudah menjadi daging dan tinggal diantara kita. Bagi kita sabda yang telah menjadi daging dan tinggal diantara kita mengandung tiga makna supaya kita bisa memaknai Natal dalam semangat kegembiraan Natal,” ujarnya.
Tiga makna tersebut, yakni makna pertama adalah misteri inkarnasi atau penjelmaan Allah putra menjadi manusia. Hal tersebut merupakan kado terindah dari Allah kepada manusia, dan menjadi suatu peristiwa iman yang luar biasa.Â
“Setiap Natal, mama atau bapa berikan kado kepada anak dan kado tentu mendatangkan kegembiraan bagi dirinya, sekarang Allah Bapa berikan kita umat manusia kado terindah dalam iman dinana sang sabda menjadi manusia dan tinggal diantara kita,” serunya.
Dikatakan, putra Allah berkenan menjadi manusia bahkan menjadi satu dengan menusia.
“Lebih dari, itu Dia (Yesus) menanggung beban beban hidup manusia juga membawa manusia kepada Allah Bapanya supaya kita semua umat beriman mengalami kasih Allah. Kegembiraan Natal adalah panggilan umat beriman untuk mengalami kasih Allah,” ungkapnya.
Makna kedua kegembiraan Natal adalah, Allah merupakan sumber harapan bagi semua umat manusia.
Ia mengatakan, kegembiraan Natal harus menjadi harapan yang dihadirkan dalam kehidupan semua umat manusia.
“Kita dipanggil untuk menghadirkan terang, cahaya seperti Yesus lahir menghadirkan terang dan cahaya dalam kehidupan kita supaya sifat manusia lama kita dipulihkan menjadi manusia baru, martabat kita sebagai berdosa dipulihkan menjadi anak kesayangan Allah. Inilah harapan bayi Natal lahir memberikan harapan supaya kita hidup didalam terang itu sendiri,” serunya.
Makna ketiga merupakan inti dalam perayaan Natal adalah, melahirkan keyakinan sebab Natal yang dirayakan mulai dari malam ini, besok dan seterusnya mau menghadirkan gambaran Allah.
Sama seperti yang dialami oleh para gembala yang merupakan sekelompok orang yang bertugas menjaga dan memelihara serta memberi makan ternak menjadi yang pertama dijumpai oleh malaikat Allah bahwa hari ini telah lahir Putra Daud.
“Warta gembira itulah yang menimbulkan keyakinan keberpihakan Allah kepada manusia. Itulah kegembiraan Natal, Yesus lahir, hadir dalam situasi yang tidak pernah terbayangkan. Ia lahir dalam situasi demikian supaya kita punya harapan bahwa ia berpihak kepada kita menyelamatkan kita,” kata pastor Gusti.
Dari momen kegembiraan Natal ini, Pastor Gusti mengatakan, membawa kegembiraan Natal dalam hidup sehari-hari, memberi perhatian kepada orang lain, memberikan perhatian kepada sesama, memberikan senyuman kepada orang lain, suami beri senyuman kepada istri, orang tua hadir beri senyuman kepada anak dan sebaliknya.
“Sabar mendengarkan pengalaman-pengalaman manusiawi, bertanya tentang sukaduka sesama orang lain dan memberikan solusi kepada mereka, sebab dengan cara itulah kita bisa merasakan kegembiraan Natal. Kegembiraan Natal bukan untuk pribadi, tapi menjadi perayaaan iman bersama karena kemampuan berbagi kepada saudara yang menderita dan sengsara,” pungkasnya.
Misa malam Natal di Gereja Katedral Tiga Raja Timika dilakukan dalam dua kali, yakni Misa pertama pada pukul 18.00 WIT dan Misa kedua pukul 20.00 WIT.
Sementara itu, Misa pada 25 Desember juga dilaksanakan dalam dua kali, yaitu pukul 07.00 WIT dan 09.00 WIT.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis