TIMIKA | Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Mimika, Kompol Ruben Palayukan menyatakan situasi keamanan di Distrik Kwamki Narama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, hingga kini masih terkendali.
Kompol Ruben mengatakan, pasca tewasnya Panus Hagawal dan Yohanas Hagawal akibat di panah, berikut Enis Dang Hagawal yang juga terluka akibat di panah, Kepolisian sudah melakukan koordinasi dengan para tokoh di wilayah itu.
Bahkan, kedua warga yang tewas baik Yohanas Hagawal dan Panus Hagawal, yang keduanya masih berhubungan keluarga, siang tadi telah dimakamkan pihak keluarga di pemakaman masyarakat jalan C. Heatubun.
“Kita sudah koordinasi dengan para kepala suku, tokoh adat, tokoh agama juga. Syukur, hari ini juga korban dan pelaku sudah dimakamkan tanpa ada hambatan. Untuk situasi sementara masih aman terkendali,” jelas Kompol Ruben yang ditemui awak media di Kwamki Narama disela pengamanan pembagian denda adat oleh masyarakat setempat, Selasa (25/10/2022).
Kabag Ops menyatakan bahwa kejadian itu tidak berkaitan dengan proses adat yang sementara berlangsung di Kwamki Narama.
Pihaknya juga tengah mendalami motif terjadinya penyerangan yang dilakukan pelaku Yohanas Hagawal kepada Panus Hagawal, meski kedua-duanya telah tewas.
Sebab, menurut keterangan dari pihak keluarga, Yohanas Hagawal diketahui sedang mengalami gangguan mental akibat sakit yang diderita, yakni sakit malaria.
“Kami masih dalami terkait dengan adanya kemungkinan motif lain,” ujar Kompol Ruben.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa dini hari, sekitar pukul 01.00 WIT. Yohanas Hagawal diduga tanpa ada sebab tiba-tiba menyerang Panus Hagawal yang sedang duduk menggunakan panah tradisional menyebabkan Panus meninggal dunia.
Pihak keluarga yang mengetahui kejadian itu langsung mencari Yohanas yang kabur setelah melakukan aksinya ke area perumahan di lokasi kejadian, Kampung Amole.
Namun, pihak keluarga malah salah sasaran akibat suasana gelap, mereka mengira Enis Dang Hagawal adalah Yohanas, kemudian di panah.
Karena salah sasaran, Enis kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.
Beberapa saat kemudian pihak keluarga menemukan Yohanas, kemudian Yohanas di eksekusi menggunakan panah hingga akhirnya ikut tewas.
Polsek Kwamki Narama yang mendapat laporan soal kejadian itu lalu merespon ke tempat kejadian perkara (TKP), namun masyarakat malah menyuruh petugas untuk mundur.
Akhirnya petugas melakukan langkah-langkah dengan berkoordinasi bersama para tokoh setempat guna mengetahui peristiwa yang terjadi.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis