Peroleh Izin Pemerintah, Freeport Mulai Ekspor Konsentrat

Proses pengangkutan konsentrat tembaga yang dilakukan di gudang konsentrat kawasan Pelabuhan Amamapare, Kabupaten Mimika, Papua Tengah. (Foto: Dok Corpcomm PTFI)
Proses pengangkutan konsentrat tembaga yang dilakukan di gudang konsentrat kawasan Pelabuhan Amamapare, Kabupaten Mimika, Papua Tengah. (Foto: Dok Corpcomm PTFI)

TIMIKA, Seputarpapua.com | Setelah memperoleh izin dari Pemerintah Pusat, PT Freeport Indonesia (PTFI) saat ini sudah memulai untuk melakukan ekspor konsentrat tembaga.

Vice President Corporate Communications PTFI, Katri Krisnati mengatakan, Freeport telah mendapatkan izin ekspor konsentrat tembaga dari Pemerintah Pusat. Adapun volume izin ekspor konsentrat tembaga PTFI hingga 31 Desember 2024, yaitu sekitar 840 ribu Wet Metric Ton (WMT).

“Pengiriman ekspor konsentrat tembaga sudah dilakukan sejak tanggal 4 Juli 2024 lalu,” kata Katri yang dikonfirmasi seputarpapua.com, Sabtu (13/7/2024).

Saat bulan Juni 2024 atau pada saat izin ekspor belum terbit, konsentrat tembaga yang diproduksi disimpan atau ditampung pada gudang konsentrat milik Freeport yang berada di kawasan Pelabuhan Amamapare, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

Sementara untuk pengiriman konsentrat tembaga ke Pabrik Smelter PTFI yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, sudah dilakukan.

“Untuk pengiriman konsentrat tembaga perdana dari Pelabuhan Amamapare, telah dikirimkan dan tiba di pelabuhan Smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus Gresik, Jawa Timur, pada tanggal 21 Juni 2024,” tuturnya.

Diketahui bahwa izin ekspor konsentrat tembaga ini diberikan setelah comissioning smelter PTFI di kawasan JIIPE Java Integrated and Industrial Port Estate (KEK JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Itu dilakukan pada tanggal 27 Juni 2024.

Saat comisioning pabrik smelter, Presiden Direktur (Presdir) PTFI, Tony Wenas mengatakan bahwa, pabrik smelter tembaga single line merupakan yang terbesar di dunia dengan kapasitas 1,7 juta ton konsentrat. Di mana total investasi pabrik smelter itu sebesar USD 3,7 miliar atau Rp58 triliun.

Pabrik smelter itu akan menghasilkan 600-700 ribu ton katoda tembaga. Dan pada Desember 2024 nanti, setelah dilakukan pemurnian, bisa menghasilkan emas 50-60 ton dan perak 220 ton per tahun.

penulis : Mujiono
editor : Saldi Hermanto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan