TIMIKA | African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika yang terjadi belakangan mengakibatkan sejumlah pedagang daging babi di Pasar Sentral, Kota Timika, mengalami kesulitan ekonomi.
Salah satu pedagang daging babi di Pasar Sentral, Yunus Ruppang menceritakan, sejak awal Februari lalu sudah tidak lagi berjualan karena dilarang oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika, Papua Tengah
Setelah tidak berjualan, tidak ada lagi pendapatan yang didapat seperti biasanya. Padahal, ada tanggungan yang harus dia penuhi, salah satunya pembiayaan kredit usaha rakyat.
“Kita ambil kredit (kredit usaha rakyat) itu kita stengah mati bayar,” kata Yunus saat diwawancara di lapak penjualan babi di Pasar Sentral, Selasa (20/2/2024).
Menurutnya, larangan menjual daging babi saat ini sangat mempersulit ia dan rekan-rekannya sesama penjual daging babi.
“Dari dinas ini seakan matikan kita punya ekonomi, harusnya mereka cari solusi,” kata Yunus.
Ia mengungkapkan, biasanya dalam sehari bisa menjual dua ekor babi yang dipotong. Babi yang dijual ada yang dibeli dari peternak dengan harga bervariasi mulai Rp4 juta sampai Rp5 juta. Keuntungan dari penjualan daging babi ini yang digunakan untuk membeli pakan ternak dan juga membiayai kebutuhan sehari-hari.
- Tag :
- African Swine Fever,
- ASF,
- Pedagang Babi
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis