Hari masih gelap, jarum jam terlihat di angka 4 lewat 30 menit.
Ayam pun belum terdengar bersuara sebagai tanda pagi telah datang, tetapi anak-anak muda ini tampak begitu bersemangat memulai perjalanan.
Bus berkapasitas lebih dari 20 orang itu terlihat sudah cukup penuh diisi oleh anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas anak muda gerakan anti sampah atau lebih dikenal Kamgas.
Ya, pagi ini Kamis (10/8/2023) pemuda-pemuda ini berencana melakukan perjalan ke daerah pesisir pantai Kabupaten Mimika tepatnya di Distrik Amar.
Perjalanan dimulai dengan bus dari Kota Timika menuju ke Distrik Mimika Timur tepatnya di Kampung Cenderwasih. Dari sini, perjalanan ke Distrik Amar ditempuh dengan speed boat.
Tentu saja ini dimulai dengan berdoa meminta perlindungan kepada Tuhan.
Kurang dari jam 6 pagi, langit sudah berubah dari gelap menjadi terang. Bus yang ditumpangi sampai di lokasi tempat speed boat yang akan ditumpangi menunggu.
Masing-masing mereka mulai memindahkan barang-barang bawaan dari bus ke speed boat.
Mereka begitu banyak, sampai-sampai harus menggunakan dua speed boat untuk pergi ke Amar.
Jam 6 lewat 11 menit, perahu yang ditumpangi mulai melaju menyusuri sungai menuju pantai.
Tentu saja ada teh, kopi dan pastinya pinang, kapur dan sirih menemani tawa dan cerita di atas perahu.
Pagi itu matahari betul-betul tidak mau menampakkan wajahnya. Mendung, lalu hujan.
Sebagian tim memilih basah kuyup, sebagian lagi memakai kantong sampah mengganti jas hujan.
Perjalanan melewati sungai, lalu ke pantai, ke sungai lagi, pantai lagi, menyusuri aliran sungai yang dangkal disertai hujan deras, selama hampir enam jam.
Selama enam jam perjalanan, setidaknya lebih dari dua jam tim diguyur hujan sampai akhirnya tiba dengan selamat dan pasti masih dengan semangat yang membara.
“Selamat datang di Distrik Amar,” begitu sapaan hangat Kepala Distrik Amar, Herman Morare menyambut para tim.
Ternyata, tim satunya sudah tiba lebih dulu, bahkan sudah mandi dan mengganti pakaian.
Tim lain sampai lebih cepat karena menempuh jalur laut yang sudah pasti menghadapi ombak dan angin kencang.
Lalu masyarakat berbondong-bondong bantu mengangkat barang-barang dari perahu ke perumahan pegawai distrik yang akan ditempati.
Penanaman Pohon
Jumat (11/2023) pagi sekitar pukul 10.00 waktu setempat, masyarakat Distrik Amar mulai anak-anak sampai orang tua ramai berkumpul di halaman kantor distrik.
“Jadi kalau kitong tra jaga kitong pung lingkungan dari sampah plastik, pasti kitong pung tanah tidak bagus untuk tanaman, begitu juga kitong punya air untuk ikan,” kata Wakil Ketua Kamgas Benjamin Ramandei kepada warga.
Bersama kepala distrik, Kapolsek, Danramil dan guru-guru serta masyarakat kemudian bersama-sama menanam pohon secara serentak dari halaman kantor distrik sampai ke dekat dermaga.
Tentu saja lokasi yang ditanami pohon itu terlihat begitu tandus.
Pohon-pohon yang ditanam diharapkan nanti bisa bermanfaat untuk lingkungan di Distrik Amar.
Masyarakat begitu antusias ikut menanam pohon.
Aksi lingkungan yang dilakukan tidak sampai di menanam pohon saja.
Kamgas selanjutnya mengajak warga disambut antusias anak-anak mengangkat sampah plastik di wilayah distrik.
Anak-anak begitu antusias, dua orang bersamaan memegang trash bag (kantong sampah) lalu mengangkat satu persatu sampah plastik yang nampak jelas bahkan yang tersembunyi di balik rumput.
Bahkan, kepala distrik juga memegang trash bag kemudian warga bersama-sama mengisi sampah plastik ke dalamnya.
Setidaknya hampir 10 trash bag berisi sampah berhasil dikumpulkan siang itu.
Sampah-sampah itu kemudian dibakar malam harinya.
Lomba daur ulang sampah
“Kita bikin lomba ini untuk anak-anak dengan ibu guru. Kita ajak anak-anak supaya dong peduli deng sampah,” kalimat itu disampaikan Pensehat Kamgas, Henry Werimon mengawali pembukaan lomba daur ulang sampah yang diikuti siswa bersama guru pendamping.
Sebelum lomba dimulai, Werimon memberikan edukasi tentang lingkungan kepada anak-anak sekolah yang mengikuti kegiatan siang itu.
Katanya, mulai sekarang anak-anak sudah harus punya kepedulian terhadap lingkungan terlebih sampah plastik.
Ini karena sampah plastik sangat sulit terurai, bahkan membutuhkan waktu sampai ratusan tahun.
“Itu sampah sampe kam (kalian-Red) punya anak punya anak lagi baru sampah tu hancur, coba kam bayangkan. jadi mulai sekarang kam harus peduli,” katanya.
Sampah-sampah plastik yang ada, tidak hanya untuk dibuang atau dibakar saja, tapi bisa didaur ulang menjadi kerajinan yang bernilai ekonomi.
“Jadi dari botol ini mungkin kam bikin bunga k apa k,” ungkapnya.
Lomba daur ulang sampah ini dibuat dengan sampah plastik yang diambil dari lingkungan sekitar.
“Jadi betul-betul sampah yang dong (kalian-red) pakai. Jangan sampai mau ikut lomba bikin kerajinan pi beli,” katanya.
Didampingi bapak ibu guru, anak-anak terlihat begitu terampil.
Ada yang menggunting sedotan, botol plastik, kulit snack bahkan sampai kaleng bekas minuman.
Tidak hanya sampah plastik, anak-anak juga membuat kerajinan dari kerang.
Ada yang membuat tirai berbahan kerang dan sedotan bekas. Dan ini menjadi juara 1 lomba.
Ada juga yang membuat hiasan bunga dan pot dari bahan-bahan sampah.
Selain sampah plastik, siswa lainnya juga membuat sampah bekas batok kelapa menjadi pot untuk tanaman anggrek.
Berbagai kerajinan bernilai ekonomi dihasilkan dari sampah yang ada di sekitar lingkungan. Lalu anak-anak ini juga mendapatkan hadiah menarik dari Kamgas.
Setelah perlombaan, ada lagi nih kegiatan bakti sosial dari Kamgas untuk warga empat kampung yaitu Amar, Kawar, Manuare dan Ipiri.
Empat kampung ini diberikan kelambu, pakaian layak pakai dan alat penggaruk sampah.
Tidak sampai disitu, kegiatan Kamgas ini diakhiri dengan hiburan oleh artis lokal Timika yang juga ikut dalam berbagai kegiatan Kamgas.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis