TIMIKA | Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D. Fakhiri membeberkan aliran dana pembelian senjata api dan amunisi oleh Peniel Kogoya kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Menurut Kapolda, Peniel Kogoya yang kesehariannya sebagai tokoh agama, bisa saja memiliki perkerjaan sampingan sebagai pengusaha. Oleh karena itu dari hasil bekerja sebagai pengusaha, dana yang diperoleh digunakan untuk membeli senjata beserta amunisi.
Disamping itu, ada juga dana yang diperoleh dari Ges Gwijangge yang kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polda Papua.
Bahkan, kebanyakan juga pengumpulan dana untuk pembelian senjata KKB dari hasil dulang emas oleh masyarakat, seperti dari warga yang mendulang area pembuangan tailing PT Freeport Indonesia, maupun pajak (permintaan upeti) yang dilakukan terhadap kepala-kepala kampung, hingga dukungan dari pemerintah di sejumlah distrik yang menjadi simpatisan KKB.
“Mereka minta. Ya mungkin ada unsur todong atau pemaksaan, sehingga (dana) itu mereka dapat dan dikumpulkan,” kata Kapolda di Jayapura, Selasa (20/4/2021).
Dengan adanya pengumpulan dana tersebut, Peniel pun dianggap merupakan orang yang dipercaya untuk membeli senjata dan amunisi, lantaran memiliki jaringan dengan orang-orang seperti Didy Chandra Warobay, narapida di Lapas Kelas II Nabire yang saat ini menjalani hukuman terkait perkara kepemilikan senjata api.
“Karena dia mungkin tadi punya koneksi dengan teman-teman seperti DC. Kalau dilihat, sepertinya dia kurir untuk menyambung kepada pihak lain, yang selama ini oknum-oknum yang melakukan jual-beli senmu (senjata dan amunisi),” ujar Kapolda.
Dengan begitu Kapolda menyatakan, proses lebih lanjut kini tengah dikembangkan oleh penyidik dari Polres Nabire. Kepolisian akan terus mengikuti alur dari pengungkapan proses transaksi jual-beli senjata dan amunisi oleh oknum-oknum yang sudah berhasil diamankan.
“Semua dalam proses, kita akan ikuti terus dari awal, tahun lalu maupun sekarang. Kemarin saya sampaikan, kita akan keras terhadap senmu, senjata api dan amunisi,” tegas Kapolda.
“Kita akan secara general memeriksa. Namun lebih spesifik kita akan mengikuti kemana benang merah jaringan ini. Karena kita harus putus mata rantai ini untuk pembelian senjata api maupun amunisi yang ada di tanah Papua,” sambungnya.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis