Kapolres Nabire Sampaikan Permohonan Maaf Kepada Wartawan

Kapolres Nabire AKBP Wahyudi Satrio Bintoro saat menyampaikan permohonan maafnya kepada wartawan di Nabire. (Foto: Tangkap layar video)
Kapolres Nabire AKBP Wahyudi Satrio Bintoro saat menyampaikan permohonan maafnya kepada wartawan di Nabire. (Foto: Capture video)

NABIRE | Kapolres Nabire, AKBP Wahyudi Satrio Bintoro menyampaikan permohonan maafnya kepada wartawan terkait tindakan kekerasan dan intimidasi yang dialami empat orang wartawan dan dilakukan oleh oknum-oknum anggota kepolisian saat berlangsungnya aksi demonstrasi di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, Jumat (5/4/2024).

Tindakan kekerasan dan intimidasi yang terjadi kepada wartawan dan dilakukan oleh anggotanya saat aksi demonstrasi berlangsung, menurut Kapolres, di karenakan mis komunikasi.

“Kami selaku Kapolres Nabire memohon maaf atas tindakan-tindakan yang sekiranya mungkin berlebihan yang dilakukan oleh oknum anggota kami,” kata Kapolres.

“Pada dasarnya kami juga sudah saling berkomunikasi dan saling memaafkan, nanti mungkin ada hal yang lebih lanjut, kami akan berkomunikasi secara intens,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, wartawan Seputarpapua.com bernama Christian Degei mendapat perlakuan intimidasi dari sejumlah oknum anggota polisi saat melakukan peliputan aksi demonstrasi di depan RSUD Nabire, Jumat pagi.

Saat itu Christian tengah meliput aksi demonstrasi didepan RSUD Nabire oleh massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Peduli HAM Papua.

Setelah sempat mengambil beberapa dokumentasi gambar baik foto maupun video, sejumlah oknum anggota polisi mendekatinya sambil teriak-teriak dan menyuruh menghapus gambar atau dokumentasi yang telah diambil. Salah satu anggota polisi mendekat lalu mengambil ponsel milik Christian dan menyuruhnya pulang. Namun setelah berkoordinasi, ponsel Christian dikembalikan.

Ia kemudian melihat ada peserta aksi yang diamankan polisi kemudian mengikuti hingga ke kantor Polres Nabire. Setiba di Polres Nabire, lagi-lagi Christian mendapat perlakuan yang sama dari oknum anggota polisi. Ia diminta serahkan kartu pengenal pers untuk dicek. Sekitar 30-an menit kemudian, kartu pengenalnya di kembalikan, lalu ia diusir dengan cacian dan kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan petugas pengayom masyarakat, kemudian ia juga dilarang melakukan peliputan di Polres Nabire.

“Saya sangat kecewa dengan tindakan aparat polisi Polres Nabire yang melarang wartawan untuk meliput aksi demonstrasi. Padahal saya menjalankan tugas sesuai dengan perintah Undang-undang,” kata Christian.

Tak hanya Christian, intimidasi hingga tindakan kekerasan turut dialami wartawan lainnya di lokasi berbeda dan itu juga dilakukan oleh oknum anggota kepolisian. Mereka adalah Kontributor tribunpapua.com bernama Yulianus Degei, Wartawan tadahnews.com bernama Melky Dogopia, dan Wartawan wagadei.id bernama Elias Douw.

penulis : Christian Degei
editor : Saldi Hermanto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan