TIMIKA | Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Papua Tengah Ribka Haluk pada Selasa 17 Oktober 2023 lalu meluncurkan program pendidikan berhitung Gasing (Gampang, Asyik dan Menyenangkan) dengan menggandeng Prof. Yohanes Surya dan Tim Yayasan Teknologi Indonesia Jaya di Nabire.
Dalam kesempatan itu Ribka mengungkapkan, pendidikan dengan metode gasing ini akan diterapkan di delapan kabupaten di Provinsi Papua Tengah.
Sebelum meluncurkannya secara resmi, Ribka yang sebelumnya mengunjungi Kampung Poumako, Distrik Mimika Timur, pada 14 Oktober 2023, mengatakan akan ada satu sekolah gasing yang dibangun di lokasi tersebut.
“Sekolah gasing ini akan menampung sekitar 100 murid dan 50 guru,” katanya.
Ribka menjelaskan dalam kunjungannya tersebut, sekolah gasing akan sangat membantu anak-anak yang tidak bisa membaca dan menulis di Distrik Mimika Timur.
Program pendirian sekolah Gasing katanya merupakan salah satu upaya Pemerintah Provinsi Papua Tengah dalam melakukan penanganan kemiskinan ekstrim di Mimika.
“Untuk Mimika saya sudah bicara dengan Pak Bupati (Mimika) sekolah gasing saya maunya di Poumako,” ujarnya.
Pada penyampaiannya saat itu, ia meminta agar kepala suku dapat berkoordinasi dengan pihaknya sekiranya sekolah akan ditempatkan di Poumako sebelah mana.
Menanggapi hal itu Kepala Distrik Mimika Timur Bakri Athariq saat dihubungi seputarpapua.com pada Minggu (22/10/2023) memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Papua Tengah soal rencana pendirian sekolah tersebut di Mimika Timur.
Bakrie meminta Pemprov Papua Tengah juga menyiapkan transportasi bagi murid dan guru untuk wilayah Mimika Timur. Sebab selain pendidikan, transportasi juga masih menjadi kendala.
“Masalah di Mimika Timur selain pendidikan itu masalah transportasi, dari kota ke Poumako, mungkin bisa satu paket sekolah gasing dengan bis sekolah,” tegasnya.
Trasnportasi kata Bakri memang menjadi pekerjaan rumah, sebab selain untuk peserta didik, transportasi juga penting bagi tenaga pendidik. Karena banyak tenaga pendidik yang tinggal di kota akhirnya terlambat masuk ke sekolah karena transportasi yang kurang.
“Kebanyakan guru itu menumpang di truk, apalagi yang di Poumako, pulang pun jadi masalah karena kalau mereka telat maka tidak dapat transportasi kembali (ke Mimika),” terangnya.
Transportasi bis untuk sekolah dan pegawai (distrik) sejak 2018 menurut Bakri, sudah diusulkan ke dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat kabupaten namun hingga saat ini tak kunjung terjawab.
“Kami akan usulkan terus sampai itu terjawab,” ungkapnya.
Bakrie menjelaskan sekolah di Mimika Timur tersedia lengkap dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga SMK.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis