Pembatasan Sosial Dinilai Tidak Seimbang Dengan Pembagian Sembako

Vinsent Oniyoma
Vinsent Oniyoma

TIMIKA | Ketua Badan Pengurus Daerah Kamar Adat Pengusaha Papua (BPD KAP-PAPUA) Kabupaten Mimika, Vinsent Oniyoma menilai pembatasan sosial secara meluas tidak seimbang dengan pembagian sembako kepada masyarakat.

Vinsent mengatakan, sejuah ini banyak masyarakat, khususnya pedagang Mama-mama, tukang ojek dan penjual pinang yang bergantung hidup pada pendapatan harian banyak belum mendapatkan bantuan sembako.

Kata dia, ada sekitar 850 pedagang harian dan 350 kontraktor asli Papua dari tujuh suku saat ini tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencukupi kebutuhan hidup di tengah pandemi Covid-19.

“75 persen adalah pengusaha yang pendapatanya bergantung kepada pemasukan harian,” katanya kepada Seputarpapua.com, Kamis (21/5).

Vinsent mengungkapkan, beberapa hari belakangan ia bertemu sejumlah Mama-mama yang berjualan di pasar dan berjualan pinang, tukang ojek, banyak yang mengeluh soal kebijakan pemerintah.

“Dagangan mereka sering busuk karena tidak laku, sepi pembeli, akhirnya mereka bawa pulang dan terkadang dibuang ke tempat sampah. Demikian juga halnya dengan penjual pinang, yang mengeluh pinang menjadi kuning dan sirih menjadi busuk. Para tukang ojek pun demikian, mereka semakin susah dapat penumpang,” jelasnya.

Bahkan kata dia, ada sejumlah pedagang menuturkan, pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 tidak merugikan karyawan, PNS, TNI, Polri, karena setiap bulan mendapatkan gaji.

Dia pun bertanya bagiamana dengan warga yang bergantung hidup pada pendapatan harian.

Bagiamana mereka akan memenuhi kebutuhan keluarganya selama 14 hari pemberlakukan pembatasan sosial secara meluas dan diperketat.

“Social distancing hanya akan dipatuhi oleh mereka yang punya penghasilan tetap bulanan. Secara jelas tidak akan kawatir bagi mereka karena semua pasti ada, kalau pedagang?,” tuturnya.

Sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Papua di Mimika, tentu ia sangat mendukung pembatasan secara menyeluruh dan diperketat, namun ia berharap pemerintah lebih memperhatikan warga di kawasan terdampak Covid-19.

“Yang saya sangat sayangkan adalah, kok daerah yang tidak terdampak, bansosnya bisa di bagikan, sedangkan wilayah terdampak ada yang belum tersentuh padahal daerah penyebaran Covid-19 ini di Wilyah Distrik padat Penduduk, baik Mimika baru, Wania, Maupun Kuala Kencana,” tuturnya.

Dikatakan, jumlah penduduk Mimika berdasarkan data Badan Statistik Kabupaten Mimika per April adalah 219.689 jiwa berdasarkan jenis kelamin.

Dengan dana penanganan Covid-19 yang nilainya cukup fantastik, maka seharusnya semua warga mendapatkan bentuan secara menyeluruh.

 

Reporter: Misba
Editor: Aditra

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *