Oleh: Eddy Way (Pemerhati Pembangunan)
Mendengar, melihat, bahkan berada dalam pusaran ini, seolah Pak Fredy Tie, sedang ajari ulang, ajari kepada pemula, atau pula ajari kepada petualang dan pegiat politik,memakai frokem, bisa jadi dibuat begini politik itu sperti ini, bukan sperti yang kam buat. Mengartikulasi ikhtiar politik pada kebijakan. Memberi nilai pada pengenalan masalah dan issue. Jika mesti di beri pengakuan yang pantas dan layak, pak Fredy adalah politikus sejati.
Didalam ikhtiar politik tersebutkan keadilan – kesejahteraan – kesetaraan – solidaritas. Mungkin saja pak Fredy telah membaca, memahami tentang buku “filsafat politik”, dan itu pula yang menuntun ide – aksi dari kepemimpinannya, sebagai Bupati Kaimana. Jika nantinya di elu-elukan rakyat, bagian dari hasil. Ada quote bijak begini, kalo mau tahu hasil, bertanyalah kepada penerima hasil, jangan tanyai diri sendiri.
Kecenderungan banyak politikus, lebih kepada tanyai diri sendiri, akui diri sendiri bahwa sukses. Model ini, dalam istilah sosial tersebutkan narsisme” parah. Dibiarkan lama pada pusaran kepemimpinan, layanannya akan membangkitkan banyak teriak dari rakyat. Jika rakyat sadar, melek politik, politikus dengan aliran politik ini tidak perlu dielukan dengan cara, batalkan memberi hak atasnya, atau stop untuk memilihnya lagi. Jika di telusuri, banyak keadaan masih di kelilingi oleh “teriak”, bahkan teriak tersebut nyaring sampe ke langit, berharap langit turun dan “diam”kan teriak tersebut…
jauh panggang dari api, begitulah penggunaan peribahasa. Menjauhkan ikhtiar politik dari kebijakan. Andai saja dipahami bahwa kebijakan mesti di isi dengan ikhtiar politik, maka “teriak” dengan sendirinya akan berganti menjadi “senyum”.!! Ikhtiar politik mengkomandoi politikus, pakai politik ketika jumpai keadaan yang belum adil buatlah jadi adil, jika jumpai keadaan belum setara buatlah jadi setara, jika jumpai keadaan belum sejahtera buatlah jadi sejahtera, jika jumpai keadaan belum solider buatlah jadi solider. Politikus yang pada otaknya ada ide ini, dan untuk aksinya di tuntun oleh ide tersebut, patut dan layak tersebutkan politikus sejati, politikus ulung, politikus teladan…
Kalo saja KPU, mengerjakan orientasi perpolitikan, mungkin baiknya, terundang dengan hormat kepada pak Freddy Tie, sebagai “Best Practice” dari ide dan aksi perpolitikan. Bila perlu terundang untuk semua daerah di tanah papua. Jangan malu, baiknya merendah, dan terima contoh ini sebagai masukan, sehingga gerakan politik adalah gerakan yang dibangun atas kebijakan dan di isi dengan ikhtiar politik.!! Tentang Pak Fredy Tie, mungkin tidak akan habis di ingatan, lintas generasi akan jadikan dirinya sebagai “orang yang patut dikenang”. Kalo saja KPU bisa buat simbolisasi, maka perlu jadikan replikasi pak Fredy Tie dalam bentuk patung, dan ditempatkan pada setiap kantor KPU, kantor DPR, dan kantor lain yang mengoperasikan fungsi perpolitikan. (satire).
Terasa rumit, bahkan politik seakan senyawa dengan “kejahatan, keburukan, pembalasan”. Alhasilnya dibuat anggapan, dicap, bahwa politik itu buruk, kejam, saling balas.!!
Kalo terpandangi dalam kajian ikhtiar, para politikus yang mengerjakannya, pantas tersebut “politikus bodoh, politikus yang tidak sopan terhadap ikhtiar”.!!! jangan biarkan politikus ini dipilih. Pilih politikus yang dicontohi dari pak Fredy Tie, punyai perpaduan ide – moral – aksi. Ketiganya mesti “integratif”. Banyak politikus karena tidak mampu menjaga integratif, akhirnya mengarahkan politik berbasis aksi yang bertentangan dengan ikhtiar.!! Jika pertentangan ini massif, akan banyak waktu di habiskan dengan ketidak suksesan politik, yang ada hanyalah, “derita, nespa, kekecewaan” yang terakumulasi menjadi “teriak” yang sarat dengan gerakan perlawanan.!!!
Ayo, jadikan pak Fredy Tie sebagai “teladan dari ikhtiar politik”. Langka, mungkin demikian sebutan lain atas dirinya. Dari, misalnya satu juta politikus, mungkin hanya 5 orang saja, yang kenali ikhtiar politik, mau beri diri dalam penundukan ikhtiar tersebut dan bersiap sedia diperintah oleh ikhtiar politik. Ingat dari pak Fredy Tie, dapat dituliskan bahwa pada kebijakan perlu di kalkulasi dengan ikhtiar politik. Akhirnya sebagai seorang pemikir, boleh berucap, terima kasih pak Fredy Tie, politikus yang patut di contohi….
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis