TIMIKA, Seputarpapua.com | Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah membutuhkan tenaga dokter spesialis untuk pelayanan di wilayah itu.
Hal ini disampaikan Direktur RSUD Mulia, dokter Muhammad Nasir Nuki dalam Raker Kesehatan Daerah Provinsi Papua Tengah bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Hotel Swissbellin Timika, Rabu (18/9/2024).
Menurutnya, dengan tidak adanya tenaga dokter spesialis, membuat permasalahan menjadi menumpuk. Beberapa kasus yang harus dirujuk seperti trauma kecelakaan, malaria komplikasi dan infeksi.
“Kurang SDM kompeten (dokter spesialis), sehingga penanganan kasus harus dirujuk, membutuhkan drama yang cukup lama,
akhirnya anggaran membengkak, dan terjadi komplikasi,” ungkap dr Nasir.
Ia mengungkap, sudah mengajukan untuk penerimaan dokter spesialis tapi diakui minat sangat rendah, padahal menurut dia Kabupaten Puncak Jaya sudah cukup maju.
Pihaknya bahkan sudah mengajukan proposal ke Provinsi Papua Tengah untuk pengadaan tenaga dokter spesialis, dan dalam Raker kali ini Ia berkesempatan mengajukan langsung kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
“Kami sudah ajukan proposal ke PPT, ke Kemenkes juga, sekiranya ada DAK non fisik untuk dokter spesialis,” kata dokter yang sudah bertugas selama 23 tahun di Puncak Jaya.
Lanjutnya, Papua Tengah merupakan daerah yang rawan konflik, letak geografis sulit dan juga budaya masyarakat yang agak berat untuk bisa diatur. Sehingga membuat beberapa program nasional seperti stunting, malaria dan HIV cukup rumit ditangani.
Saat ini memang ada 7 dokter spesialis yang dikontrak, namun para dokter menurutnya tidak betah, karena setelah selesai kontrak ada yang langsung pergi dan tidak kembali.
Menteri Budi Gunadi Sadikin pada kesempatan itu menyampaikan, akan diberikan pendayagunaan dokter spesialis (PGDS) dari pusat agar bisa masuk ke daerah-daerah dengan memberikan insentif yang cukup besar.
“Kita akan drop dari pusat ke daerah tertinggal terjauh terluar, kita kasih Rp30 juta sebulan untuk dokter spesialis, dari Kemenkes. Whatever kalau mau ditambahkan bupati setempat,” ungkap Menteri Budi.
Rencana ini, kata dia sedang disampaikan kepada Menteri Keuangan dan menunggu persetujuan. Program ini direncanakan untuk lebih dari 100 daerah terluar, tertinggal dan terjauh di Indonesia.
Ia juga memberikan solusi jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis di daerah, ialah dengan menyekolahkan anak-anak yang masih SMA.
“Solusi Jangka panjang, sekolahkan anak-anak ke kedokteran,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis