TIMIKA | Banyak asumsi yang timbul di masyarakat menyusul serangkaian teror penembakan di area obyek vital nasional PT Freeport Indonesia di Timika, Papua. Bahkan warga menyebut ini layaknya sebuah “sinetron” yang memang sengaja diciptakan.
Kapolres Mimika AKBP Victor Dean Mackbon mengatakan, beragam asumsi masyarakat mengenai teror penembakan tersebut, menjadi tantangan bagi aparat khususnya kepolisian yang bertanggung jawab dalam menjamin keamanan warganya.
“Ya, ini tantangan kami untuk menjawab pertanyaan masyarakat. Doakan semoga bisa terbukti siapa pelakunya. Ini tugas kami Polisi dibantu TNI,” kata Kapolres di Timika, Jumat (29/9/17).
Kapolres menegaskan, pihaknya telah menemukan beberapa petunjuk dalam proses investigasi dan upaya pengejaran terhadap para pelaku, yang diduga kuat merupakan jaringan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang berbasis di wilayah pegunungan Mimika. Â
“Kami terus melakukan pengejaran. Saat ini kami sudah temukan beberapa petunjuk. Namun hasil investigasi kami belum bisa publikasikan saat ini. Kita masih sinkronkan semua petunjuk, termasuk jenis proyektil dan senjata yang digunakan,” ujarnya.
Seperti disampaikan Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar sebelumnya, bahwa pelaku teror penembakan tersebut merupakan pemain lama yang kerap melancarkan aksi di sekitar dataran tinggi Tembagapura, area PT Freeport Indonesia.
Kapolres belum bisa menyebut terduga pelaku dan kelompok mana yang paling bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Meski tak menampik mengenai informasi adanya jaringan Organisasi Papua Merdeka (OPM) berinisial GA pimpinan TK dan SW pimpinan AW.
“Kita tidak bisa menduga-duga, ada praduga tak bersalah. Tapi memang sudah bisa terpetakan kelompoknya siapa. Yang jelas mereka pernah melakukan aksi serupa,” ungkap dia.
“Namun tentu ada indikasi terhadap kelompok yang teridentifikasi memiliki senjata api. Banyak kelompok bersenjata yang bukan lagi rahasia umum, ini yang kita harus buktikan untuk menangkap siapa mereka,” jelasnya.
Untuk diketahui, teror penembakan di area PT Freeport terjadi dalam dua hari beruntun sejak Minggu (24/9) dan Senin (25/9). Kondisi demikian memaksa pihak perusahaan sempat menghentikan sementara konvoi kendaraan pengangkut karyawan di jalan tambang utama.
Kapolres mengatakan, jalur tambang utama baru dibuka pada Kamis (28/9). Ia memastikan operasional dan konvoi kendaraan logistik maupun kendaraan karyawan sudah kembali berjalan normal.
“Upaya pengamanan rute pejalan umum (RPU) dan pengamanan di seluruh sektor di wilayah obyek vital nasional dilakukan. Kemudian ada peningkatan patroli gabungan TNI dan Polri,” jelasnya.
Pasca kejadian itu, aparat keamanan TNI dan Polri di Mimika bersama Satuan Tugas Pengamanan Obyek Vital Nasional PT Freeport atau Satgas Amole melakukan evaluasi sistem pengamanan.
“Tentunya setiap ada kejadian ada evaluasi rutin. Kita perlu juga intropeksi segala kekurangan, dan mengevaluasi pola-pola pengamanan untuk mengetahui titik lemahnya,” kata dia. (rum/SP)
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis