Puskesmas Timika Sosialisasi Pencegahan Penyakit Kaki Gajah

Puskesmas Timika Sosialisasi Pencegahan Penyakit Kaki Gajah
Petugas kesehatan dari Puskesmas Timika saat melakukan sosialisasi pencegahan penyakit Kaki Gajah. (Foto: Batt/SP)

TIMIKA I Kabupaten Mimika merupakan salah satu daerah di Provinsi Papua yang endemik penyakit Malaria. Salah satu penyebabnya adalah gigitan nyamuk Anopheles yang merupakan jenis nyamuk yang mampu membawa Parasit Plasmodium sehingga menimbulkan penyakit Malaria.

Akan tetapi, tau kah anda, nyamuk jenis ini tidak hanya membawa parasit Malaria, tetapi juga Cacing Filaria. Ada tiga spesies Cacing Filaria yaitu, wuchereria brancofti, brugia malayi dan brugia timori. Cacing ini berukuran sangat kecil dengan bentuk menyerupai benang yang bisa hidup di dalam saluran getah bening selama 4 sampai 6 tahun. 

Cacing ini kemudian berkembang biak di dalam tubuh dan menghasilkan jutaan anak cacing yang beredar di dalam darah dan menyumbat sehingga mengakibatkan pembengkakan bagian tubuh atau panyakit yang sering dikenal dengan nama Kaki Gajah (Filariasis). Penyakit kaki gajah ditularkan dari seseorang yang dalam darahnya terdapat anak cacing (mikrofilaria) kepada orang lain melalui gigitan nyamuk.

Petugas Promosi Kesehatan, Puskesmas Timika, Kwamki Baru, Gusti menjelaskan, penyakit Kaki Gajah bisa menyerang siapa pun, baik orang tua maupun anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, dan apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, kantong buah zakar, payudara, dan alat kelamin.

“Gejala yang ditimbulkan ialah demam berulang 1 sampai 2 kali atau lebih dalam sebulan selama 3 sampai 5 hari. Demam bisa sembuh meskipun tanpa mengkonsumsi obat. Kemudian timbul benjolan dan terasa nyeri pada lipatan paha atau ketiak. Bisa juga timbul bisul  yang kemudian pecah mengeluarkan nanah atau darah. Cara mengetahui seorang menderita penyakit Kaki Gajah dengan memeriksa darah,” ujar Gusti saat memberikan penyuluhan penyakit Kaki Gajah di Kelurahan Dingo Narama, Rabu (17/10). 

Gusti menuturkan, penyakit Kaki Gajah bisa dicegah dengan menjaga kebersihan lingkungan. Menggunakan kelambu saat tidur, menguras atau menutup rapat tempat-tempat penampungan air, membersihkan genangan air yang dapat menjadi perkembangbiakan nyamuk dan minum obat pencegahan penyakit Kaki Gajah. 

“Untuk daerah endemis seperti di Mimika, obat yang dikonsumsi untuk pencegahan adalah Diethyl Carbamazine Citrate (DEC), dikombinasikan dengan Albenzol dan Parasetamol sekali setahun selama 5 sampai 10 tahun. Sementara, efek samping yang ditimbulkan, demam, kemudian rasa mual-mual dan rasa ngantuk. Tetapi itu hal yang wajar karena reaksi obat,” jelasnya. 

Gusti berharap, masyarakat peduli dan mau mengkonsumsi obat pencegahan penyakit Kaki Gajah ini karena jumlah penderitanya di Kabupaten Mimika terus meningkat. “Untuk warga yang sedang mengkonsumsi obat dengan panyakit seperti, cuci darah, darah tinggi atau penyakit kronis lainnya dilarang untuk mengkonsumsi obat ini. Harus sesuai saran dokter,” pintah Gusti.  

Pada kesempatan tersebut, setelah penyuluhan, petugas kesehatan kemudian memberikan obat secara gratis dan dikonsumi langsung di tempat. “Kami juga membuka layanan bagi warga yang ingin memperoleh obat pencegahan Kaki Gajah di Puskesmas Timika. Silahkan datang nanti ada petugas yang akan melayani,” ungkapnya. (Batt/SP)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan