KPPBC Amamapare Luncurkan Klinik Ekspor dan Cukai

KPPBC Amamapare Luncurkan Klinik Ekspor dan Cukai
I Made Aryana

TIMIKA | Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Amamapare meluncurkan klinik ekspor dan klinik cukai 'pace', Selasa (15/10).

Klinik ini merupakan sinergi dari berbagai pihak yang mendukung program ekspor hasil-hasil alam yang dinilai berpotensi untuk diekspor.

Kepala KPPBC Amamapare I Made Aryana mengatakan, klinik ini dibentuk oleh beberapa komponen, akan tetapi tetap dijalankan oleh KPPBC.

Klinik Ekspor kata dia, lebih diprioritaskan untuk pembangunan perekonomian daerah. 

Sedangkan klinik cukai 'pace' dibuat sebagai wadah untuk memberikan asistensi maupun informasi kepada pengguna jasa terkait ekspor.

Klinik ini sendiri berada di Kantor Bantu Bea Cukai Jalan Iwaka, Kuala Kencana dengan tujuan agar lebih mudah dijangkau oleh masyarakat, mengingat kantor KPPBC yang cukup jauh.

"Klinik ini nanti tidak hanya harus datang Kesini langsung, tapi kami juga melayani telepon maupun WhatsApp. Akan tetapi lebih baik kalau pengguna jasa datang langsung Kesini," jelas Made.

Klinik ekspor ini juga bertujuan untuk mendorong pelaku usaha yang usahanya berpotensi untuk diekspor. Selama ini sudah ada hasil laut yang diekspor dari Mimika seperti udang, karaka dan ikan.

Namun, kegiatan ekspor tersebut tidak dilakukan langsung dari Timika, melainkan masih harus transit di kota-kota tertentu yang secara langsung kota tersebut yang mendapatkan nama dari hasil ekspor tersebut.

"Hasil laut sudah realisasi sejak 2016 karaka, ikan tapi ikan tapi diakui di tempat lain. Gaharu sudah ekspor tapi via Jakarta. Dengan ini ya kita harapkan bisa ekspor langsung dari sini," jelas Made.

Menurut Made, dengan ekspor langsung dari Timika, biaya transportasi akan lebih hemat karena tidak lagi harus membayar biaya transportasi domestik namun langsung membayar internasional. 

Dalam acara tersebut juga hadir salah satu maskapai penerbangan komersial yang mana disebutkan bahwa biaya kargo dari Timika ke luar negeri lebih murah dibandingkan domestik. Hal ini tentu lebih efektif dan efisien. 

"Jadi potensi ekspor kita mulai tarik disini. Udang juga sudah mau diekspor langsung dari Poumako walaupun keterbatasan infrastruktur," katanya.

Tati, salah satu eksportir karaka di Timika mengatakan, ia baru akan memulai ekspor karaka pada November 2019. 

Selama ini, ia telah melakukan ekspor sejak 2016-2018 melalui Ambon, Maluku. Namun, sekarang akan dilakukan langsung dari Timika ke Singapura dan Malaysia. 

Untuk satu kali ekspor, nilai jual karaka ditaksir sesuai dengan ukuran dan kondisi karaka tersebut.

"Kalau yang capitnya patah itu paling Rp80.000, tapi kalau yang bagus itu bisa sampai Rp250.000. Kita beli dari nelayan juga tergantung ukurannya, kalau yang beratnya 300 gram itu kita beli Rp90.000 per kilo sedangkan 500 gram harganya Rp125.000," jelasnya.

Reporter: Anya Fatma
Editor: Aditra

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *