TIMIKA | Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Mimika menggelar doa bersama untuk kedamaian dan kesejahteraan Bangsa Indonesia khususnya di Kabupaten Mimika dan Papua secara umum.
Kegiatan doa bersama berlangsung di salah satu hotel Jalan Cenderawasih, Timika, Sabtu (7/8/2021), dipimipin langsung oleh Ketua FKUB Mimika Ignatius Adii dan dihadiri Kepala Kantor Kementerian Agama Mimika Uttler Adrianus.
Doa bersama ini bertemakan ‘melalui doa bersama ciptakan kondisi Kabupaten Mimika, Provinsi Papua khususnya dan Negara Republik Indonesia dalam suasana yang aman damai dan sejahtera’.
Ignatius Adii mengatakan, pandemi ini membuat kondisi yang ada mengalami krisis, baik ekonomi, budaya, sosial bahkan sampai peribadatan.
Kondisi ini, menurut Ignatius, menandakan bahwa Tuhan sedang menguji, siapa yang memiliki imun dan iman yang kuat.
“Dari itu, FKUB tidak boleh kendor dengan suasana ini dan terus memberikan dukungan, agar kondisi ini bisa dilalui,” katanya.
Salah satu upaya agar bisa melalui situasi ini, lanjut dia, adalah hanya dengan doa. Karena doa, menurutnya, merupakan sarana berkomunikasi dengan Tuhan dengan keyakinan bahwa “mintalah maka akan diberi”.
Melalui doa bersama ini, FKUB juga mengingatkan bahwa manusia harus terus mengingat dan memohon kepada Tuhan. Dengan begitu krisis yang sedang dihadapi sekarang ini bisa dilalui bersama dan menjadi berkah di kemudian hari.
“Doa bersama ini bukan hanya datang dari FKUB, tapi keinginan bersama. Semoga apa yang kita panjatkan dalam doa, bisa menjadi kedamaian di bumi dan di surga nantinya,” tuturnya.
Senada ditambahkan Uttler Adrianus, bahwa situasi seperti ini semua segi kehidupan sangat terguncang, seperti sosial, ekonomi, budaya, spritual, dan lainnya. Tetapi, ia berpesan untuk meyakini masalah ini pasti ada jalan dari Tuhan.
“Namun demikian, dengan iman dan imun kita bisa melaluinya dengan baik. Salah satu bisa meningkatkan iman dan imun adalah doa, yang seperti sekarang ini kita lakukan,” katanya.
Kata Uttler, di situasi ini pula, pemerintah terus melakukan upaya dan mengeluarkan beberapa regulasi agar bisa memutus mata rantai Covid-19.
Termasuk Menteri Agama, juga mengeluarkan intruksi kepada seluruh umat beragama dalam menerapkan protokol kesehatan
“Upaya ini dilakukan demi kebaikan kita semua, karena tidak mengetahui kapan pandemi ini akan berakhir. Karenanya sebagai rakyat untuk mematuhi segala kebijakan pemerintah,” ungkapnya.
“Semoga pandemi ini segera berakhir, sehingga kita bisa melaksanakan kegiatan seperti sedia kala,” ujarnya.
Doa bersama sendiri dilakukan secara berantai dan bergantian, mulai doa secara muslim yang dibawakan Ustad Abdul Muthalib Elwahan.
Kemudian, doa secara Kristen dibawakan oleh Pendeta Donald E.S Salima. Doa secara Budha dibawakan oleh Sutanto, doa secara Katolik oleh P. S Paul Wety, dan doa secara Hindu dibawakan oleh I Made Sudiarte.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis