TIMIKA | Lomba Nyanyi Solo Anak 7-9 tahun Pesparawi XIII se-Tanah Papua, pada Senin (1/11/2021) sudah digelar di GKI Diaspora-SP2, Mimika, Papua.
Lomba ini diikuti 10 kontingen, yakni Kabupaten Asmat, Mimika, Puncak, Deiyai, Keerom, Sarmi, Biak Numfor, Jayawijaya, Waropen, dan Kota Jayapura.
Selama lomba dinilai oleh tiga juri profesional, yakni Linda Sitinjak (Ketua Juri), Diani Rinarti Sitompul (anggota), dan Agus Samori (anggota).
Linda mengatakan, pada lomba ini para peserta sudah menyanyi sesuai dengan aturan-aturan secara nasional, yakni klasik. Peserta sudah berusaha dengan baik, sehingga tidak ada lagi yang menyalahi aturan.
Namun demikian, ada hal-hal yang harus menjadi perhatian, yakni eksekusi lagunya.
“Dari beberapa penampilan, memang ada yang belum optimal. Ini terjadi karena mereka masih merasa grogi. Namun dari penilaian, mereka sudah di atas rata-rata,” kata Linda usai lomba.
Oleh sebab itu, kata Linda yang juga Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, teknik dari menyanyi, seperti ketebalan power suara.
Power suara ini penting, karena kalau nyanyi di depan umum terkadang takut untuk mengeluarkan suara, yang membuat suaranya menjadi tipis.
“Selain itu, yang juga jadi perhatian adalah masalah intonasi, mental, dan beberapa hal. Nah kalau ini harus perbanyak jam latihan,” terangnya.
Ia menambahkan, hal-hal itu perlu jadi perhatian karena untuk kriteria penilaian, seperti intonasi, suaranya, ketepatan terhadap tempo musik, dan eksekusi sebuah lagu.
“Tapi, secara keseluruhan semua peserta memiliki suara yang bagus dan di atas rata-rata,” ungkapnya.
- Tag :
- Mimika,
- Pesparawi Papua,
- Pesparawi XIII,
- Solo Anak
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis