Kisah Eli Joumilena, Menyesal Pernah Gabung TPN-OPM

Eli Joumilena, mantan pejuang TPN-OPM. (Foto: Ist)
Eli Joumilena, mantan pejuang TPN-OPM. (Foto: Ist)

JAYAPURA | Eli Joumilena, mantan pejuang yang pernah bergabung dalam Tentara Pembebasan Nasional – Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) sempat bergerilya hingga ke hutan Papua New Guinea (PNG) nyaris satu dekade.

Eli Joumilena kala itu bermarkas di hutan negara PNG dari tahun 1973-1982. Eli mengaku, perjuangan tersebut merupakan usaha dan upaya yang sia-sia tanpa membuahkan hasil, sebaliknya menyisakan penyesalan dikemudian hari.

“Saya selama bergabung dengan TPN-OPM dari 1973-1982, tahun ke tahun selalu dijanjikan bahwa Papua akan merdeka dan kemerdekaan Papua pun merupakan keinginan saya dengan harapan kesejahteraan yang lebih baik,” kata Eli di Jayapura, Senin (31/7/2023).

Pada 1982, Eli mulai meragukan janji kemerdekaan Papua tersebut tak kunjung jadi. Akhirnya, tahun 2010 dia memutuskan untuk kembali ke Papua. Saat itu difasilitasi oleh Pemerintah Indonesia.

Eli yang kini salah satu tokoh masyarakat Kampung Meukisi, Distrik Yokari, Kabupaten Jayapura itu meminta kepada warga dan anak muda disekitar kampungnya agar berpikir bijak menyikapi perkembangan dan situasi dilingkungan sekitarnya.

Terutama, situasi politik khususnya terkait ideologi Papua Merdeka, Eli berharap jangan sampai salah melangkah dan menyesal dikemudian hari seperti yang dialaminya.

“Saat kembali di Papua, saya tidak pernah melupakan langkah keliru yang pernah saya ambil, yakni bergabung atau mendukung gerakan Papua merdeka di PNG, saya menyesal dan tidak pernah lupa sampai saat ini,” kata Eli dengan nada kesal.

Selama bergabung dengan TPN-OPM, pendidikannya putus, kini tak ada pekerjaan dan penghasilan tetap seperti putra putri Papua lainnya yang mengenyam pendidikan dengan baik.

Banyak di antaranya menjadi pegawai negeri sipil,  pejabat di pemerintahan, pengusaha sukses dan lainnya. Eli percaya dan meyakni mereka sukses, meraih cita-cita lantaran Papua bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kalau kita berpikir Papua bukan bagian dari NKRI berarti kita melawan pemerintahan yang sah. Akibatknya tak bisa berkarya, tak bisa menjadi PNS atau pejabat pemerintahan di Papua,” ujar Eli dengan nada tegas. 

Berkaca dari pengalaman itu, Eli berharap kepada generasi muda kampung sebaiknya berpikir lebih jauh dan bijak, tidak cepat terhasut dan termakan ajakan hampa.

Janji kosong yang belum tentu dapat merubah hidup menjadi lebih baik seperti yang diharapkan semua pihak, yakni menginginkan kesejahteraan yang baik dengan pekerjaan tetap dan penghasilan tetap untuk menafkahi keluarga.

Advertisements

“Oleh karena itu, perkenankan saya mengajak seluruh masyarakat Papua, agar mulai saat ini dapat berpikir bijak sebelum mengambil keputusan,” katanya.

Demi keamanan kampung, dan kesejahteraan masyarakat serta masa depan anak cucu Kampung Meukisi, Eli meminta kepada warga kampung itu harus berani mengakui Papua merupakan bagian dari NKRI.

Jika tidak, dapat dipastikan bakal berujung penyesalan seperti yang dialami sebelumnya.

Advertisements

Ajakan dan imbauan dari Eli itu mendapat dukungan dari beberapa tokoh masyarakat di Kampung Meukisi, dengan harapan keamanan dan kemajuan di kampungnya.

penulis : Musa
editor : Aditra

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan