Situasi Puncak Jaya Kondusif, Pj Bupati Imbau Masyarakat Jangan Terprovokasi

Pj Bupati Puncak Jaya, Dr. H. Tumiran, S.Sos,. M. AP. (Foto: Saldi Hermanto/Seputapapua)
Pj Bupati Puncak Jaya, Dr. H. Tumiran, S.Sos,. M. AP. (Foto: Saldi Hermanto/Seputapapua)

TIMIKA, Seputarpapua.com | Situasi di kota Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah, Kamis (18/7/2024) sudah kondusif pasca kericuhan yang terjadi pada Rabu, 17 Juli 2024 akibat tewasnya tiga orang warga.

Penjabat (Pj) Bupati Puncak Jaya. Dr. H. Tumiran, S.Sos,. M. AP mengakui saat kericuhan terjadi dirinya sedang mengikuti rapat evaluasi seluruh Pj di Kemendagri RI.

Meski demikian, dirinya telah meminta Sekda Yubelina Unumbi untuk segera melakukan mediasi dengan pihak keluarga korban.

Dalam mediasi itu, dihadiri Kapolres AKBP Kuswara, Dandim Letkol Inf Irawan Setya Kusuma, tokoh agama, tokoh masyarakat dan elemen masyarakat lainnya.

“Alhamdulliah, Puji Tuhan, situasi Mulia, Puncak Jaya sudah kondusif. Saya mengapresiasi Ibu Sekda dan semua pihak terkait yang terlibat dalam pertemuan tadi,” kata Tumiran kepada seputarpapua.com melalui sambungan telepon seluler, Kamis malam.

Menurut Tumiran, pasca kericuhan sebagian warga sempat mengungsi ke Polres maupun Kodim, akan tetapi Kamis sore pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.

“Tadi sore warga yang mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing,” ujarnya.

Kejadian yang terjadi di Puncak Jaya, kata Tumiran sudah dilaporkan ke Kemendagari maupun Pj Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk, pada Rabu sore.

Tumiran pun mengimbau kepada seluruh masyarakat yang berada di kota Mulia, maupun di luar kota Mulia untuk tidak terprovokasi dengan isu-isu yang tidak bertanggungjawab.

Advertisements

“Jangan ada lagi terprovokasi. Mari kita bersama-sama ciptakan situasi yang aman dan kondusif di Kabupaten Puncak Jaya,” pungkasnya.

Berikut sejumlah poin yang disepakati dalam pertemuan tersebut:

1. Harus dilakukan klarifikasi bahwa 3 korban adalah masyarakat sipil, kepala kampung dan bamuskam dengan kronologi sesungguhnya.

2. Keluarga menyepakati jalan damai dan tidak akan memperpanjang masalah dan aksi serta meminta keluarga nusantara untuk kembali beraktivitas seperti biasa.

3. Meminta Kodam XVII/Cenderawasih dan jajaran untuk meminta maaf dan memulihkan nama baik masyarakat Puncak Jaya dengan membentuk Tim Pencari Fakta untuk mencari kebenaran.

4. Aksi pembakaran kendaraan dan pelemparan diakui sebagai bagian dari adat dari bentuk ketidakpuasan keluarga korban.

Advertisements

5. Mengajak seluruh keluarga dan masyarakat nusantara untuk bersama-sama menjemput HUT RI Ke-79 bulan Agustus nanti.

6. Meminta ojek dan kios untuk mematuhi aturan jam operasional perdagangan dan batas wilayah antar jemput penumpang tidak melebihi batas waktu yang telah ditentukan.

7. Memahami tugas pokok TNI-Polri untuk tetap menjaga keamanan dan Kamtibmas dengan presisi dan tetap berkoordinasi agar jangan lagi terjadi korban di masyarakat.

Diberitakan sebelumnya, pada Rabu, 17 Juli 2024, kericuhan terjadi di kota Mulia, Kabupaten Puncak Jaya pasca tewasnya tiga warga akibat tertembak.

Dalam rekaman video yang beredar, kendaraan Patwal Satuan Lalu Lintas Polres Puncak Jaya, kendaraan Dandim dan Danyon dan kendaraan Forkopimda dibakar.

Kendaraan lain terpakir di dekat Rumah Sakit Umum Daerah Mulia juga ikut dibakar. Begitupun kendaraan truk polisi juga di bakar.

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan menyebut bahwa ketiga warga yang tewas merupakan gerombolan Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Teranus Enumbi. Sementara Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom membantahnya dan menyebut bahwa ketiga korban merupakan warga sipil.

penulis : Aditra
editor : Saldi Hermanto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan