MERAUKE | Antrean panjang kendaraan pengisi bahan bakar minyak (BBM) di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Merauke Provinsi Papua Selatan dikeluhkan para sopir.
Potret antrean panjang kendaraan sudah berlangsung selama 5 tahun. Pemandangan itu bisa dilihat di waktu pagi hari, siang, sore maupun malam hari.
Pantauan media ini, Sabtu (27/1/2024), antrean panjang kendaraan jenis truk, pickup dan hillux untuk mengisi BBM terutama Solar di Merauke terjadi di SPBU Jalan Parako maupun Jalan Ahmad Yani.
Para sopir kadang mengaku kesulitan untuk mengisi dan mendapatkan BBM jenis solar maupun pertalite. Setiap hari mereka harus berjuang keras mengisi BBM di setiap SPBU dengan mengantre panjang berjam-jam.
Arifin, pengemudi dum truk menuturkan potret antrean panjang itu sudah berlangsung selama 5 tahun. Dia kesulitan mengisi BBM jenis solar. Untuk mendapatkannya ia harus mengantre selama berjam-jam bahkan sampai satu dua hari. Itupun belum tentu didapatkannya, terkadang persediaan BBM habis.
“Antrean ini kita sudah rasakan kurang lebih selama lima tahun Pak. Mungkin bagaimana sikap pemerintah melihat soal ini. Di sini kita kadang jadi korban keadaan. Kadang kita datang sampai satu dua hari, tidak mendapatkan BBM,” tutur Arifin kepada awak media ini.
“Kasihan istri anak kita di rumah. Kami sudah tidak bekerja, kita mau makan dari mana. Ya, solusi apa yang pemerintah berikan, kita hanya bisa berharap itu. Kami orang kecil tidak bisa berbuat apa-apa, selain pasrah,” sambungnya.
“Bicara pun siapa yang mau mendengar. Mereka bukan tidak mengerti soal ini, tapi sangat tahu. Saya mohon mungkin pemerintah yang akan datang memberikan yang lebih. Itu harapan kami,” harapnya.
Rekannya lain, Bowo (sopir mobil pickup) juga sama mengeluh kesulitan untuk mendapatkan BBM solar maupun pertalite. Dia harus berjibaku dengan antrean panjang selama berjam-jam. Itupun belum tentu BBM dia dapatkan.
“Kami kesulitan dapatkan BBM. Kami antre berjam-berjam untuk dapat mengisi solar. Kalau tidak dapat kita bahkan tunggu sampai dua hari baru bisa dapat. Kami juga sangat sulit, karena harus antre di bahu jalan. Kami sadar kalau ini mengganggu lalu lintas,” keluh Bowo.
Sementara, Trisno, sopir truk juga menyampaikan hal yang sama. Dia menyarankan pihak SPBU agar mengatur para sopir dalam mengantre BBM. Bila perlu antrean solar harus dibagi per zona sesuai domisili KTP.
“Percuma, kalau kita punya barcode ada. Kalau kita antre pun belum tentu dapatkan solar. Giliran kita antre cape-cape, ujung-ujungnya tidak dapat. Kalau bisa, pengisi BBM harus per wilayah,” sarannya.
Keluhan para sopir tentang antrean BBM juga mereka diutarakan kepada petugas Polres Merauke. Sehari sebelumnya, Kanit Bintibsos Satuan Binmas, Aipda Jasman Tristianto menerima keluhan serupa saat menyambangi para sopir di Simpang Jalan Parako dan Jalan Pendidikan Merauke, Jumat (26/1/2023).
Para sopir pengantre bahan bakar minyak (BBM) jenis solar maupun pertalite, pada intinya menyampaikan dan memohon agar pemerintah dan pihak Pertamina serta pengelola SPBU memberikan solusinya untuk mengurangi antrean kendaraan.
Kapolres Merauke, AKBP I Ketut Suarnaya melalui Kanit Bintibsos Satuan Binmas, Aipda Jasman Tristianto mengimbau para sopir agar tetap sabar dalam melakukan antrean dan tetap menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Lebih lanjut diimbau Jasman Tristanto agar sopir pengantre bahan bakar minyak tidak menutup jalan raya yang bisa menyebabkan kecelakaan dan kemacetan lalu lintas.
“Bapak-bapak sopir harap tetap sabar kalau mengantre BBM. Kalau bisa kalian juga tidak boleh menutup jalan raya. Tidak usah baku ribut antara sopir soal antrean dan harus tetap ikut aturan dan urutan antrean,” pesan Jasman, Polisi berdarah Jawa-Merauke ini.
- Tag :
- Antre BBM,
- BBM di Merauke,
- Merauke,
- Sopir mengeluh
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis