11 Bahasa di Papua Terancam Punah

Pengkaji Bahasa dan Sastra Balai Bahasa Provinsi Papua, yang juga sebagai Widyabasa Madya, Anton Maturbongs. (Foto: Ist)
Pengkaji Bahasa dan Sastra Balai Bahasa Provinsi Papua, yang juga sebagai Widyabasa Madya, Anton Maturbongs. (Foto: Ist)

TIMIKA | Menurut data Balai Bahasa Provinsi Papua, setidaknya ada 11 bahasa daerah di Papua yang terancam punah.

Pengkaji Bahasa dan Sastra Balai Bahasa Provinsi Papua, yang juga sebagai Widyabasa Madya Anton Maturbongs mengatakan, 11 bahasa di Papua yang terancam punah, yakni bahasa Tobati, Kayo Pulau, Moi, Kuri/Nabi, Ormu, Somu, Saponi, Skouw, Bku, Mansim Borai dan Tandia.

Anton menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan 11 bahasa daerah tersebut terancam punah, yakni ketidaksetiaan penutur terhadap bahasanya, orang tua tidak mengajarkan bahasa daerah ke anaknya, dan jumlah penuturnya yang minim.

“Selain beberapa faktor di atas, penuturnya yang terpencar-pencar akhirnya mengakibatkab terpolarisasinya penggunaan bahasa, hilangnya vitalitas bahasa yang disebabkan oleh rendahnya status sosial penuturnya, perubahan komposisi penduduk, perkawinan campur, dan tranformasi budaya,” paparnya kepada
seputarpapua.com melalui pesan singkat, Rabu (10/5/2023).

Selain faktor tersebut Balai Bahasa Provinsi Papua juga menghadapi beberapa tantangan dalam melakukan perlindungan terhadap bahasa daerah.

“Tantangan kita itu migrasi dan mobilitas tinggi penutur, kawin silang/campuran antar etnis, dan globalisasi yang mengarah kepada monolingualisme,” ucapnya.

Kendati demikian, Anton juga menyebutkan cara agar bahasa daerah bisa lestari, pertama orang tua perlu mengajarkan bahasa daerah kepada anak-anak setiap hari, Guru-guru di sekolah pun juga harus turut serta mengajarkan bahasa daerah kepada siswa-siswinya.

Anton juga berpesan kepada para penutur bahasa untuk tidak gengsi menggunakan bahasa daerahnya.

“Lembaga masyarakat adat perlu aktif memberikan perhatian yang serius terhdp bahasa daerah ini, kemudian masyarakat asli atau penutur harus bangga menggunakan bahasa daerah,” tutupnya.

Seperti diketahui pada 9 Mei 2023, Balai Bahasa Provinsi Papua memberikan pelatihan kepada 30 guru utama dalam rangka revitalisasi bahasa Kamoro.

Kegiatan tersebut bertujuan agar bahasa Kamoro dan beberapa bahasa lain nantinya bisa digunakan dan diajarkan di sekolah-sekolah.

penulis : Fachruddin Aji

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan