Menteri Kesehatan Kunjungi Pasien Campak dan Gizi Buruk di Asmat

Menteri Kesehatan Kunjungi Pasien Campak dan Gizi Buruk di Asmat
Menkes Nila F Moeloek didampingi Bupati Asmat Elisa Kambu memberikan keterangan kepada awak media di RSUD Agats, Asmat

TIMIKA | Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Kamis (25/1) pagi bertolak menuju Agats, ibu kota Kabupaten Asmat, Provinsi Papua untuk mengunjungi para pasien wabah campak dan gizi buruk di daerah itu.

Dalam kunjungan kerja ke Asmat itu, Menkes didampingi sejumlah pejabat teras Kemenkes seperti Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Usmin Sumantri, Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Oscar, Dirjen Farmalkes Eko Parlin dan Kepala Pusat 3 Litbang Linda Sitanggang.

Rombongan Menkes tiba di Bandara Mozes Kilangin Timika, Kamis (25/1) pagi dengan penerbangan pesawat Garuda Indonesia dari Jakarta.

Setelah beristirahat sejenak di Ruang VIP Bandara Mozes Kilangin Timika, Menkes bersama rombongan melanjutkan perjalanan ke Bandara Ewer, Asmat menggunakan penerbangan pesawat Avia Star.

Selama berada di Agats, Menkes Nila F Moeloek dijadwalkan mengunjungi Posko Kesehatan Terpadu dan RSUD Asmat yang menangani ratusan pasien campak dan gizi buruk.

Sebelumnya pada Selasa (23/1) malam, Presiden Joko Widodo memanggil Gubernur Papua Lukas Enembe, Bupati Asmat Elisa Kambu, dan Wakil Bupati Nduga Wentius Nimiangge ke Istana Kepresidenan Bogor untuk mencari solusi terhadap kejadian luar biasa (KLB) penyakit campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat.

Presiden Jokowi memerintahkan seluruh jajaran agar secepatnya menangani wabah itu dengan langkah-langkah preventif.

“Tapi apapun harus ada sebuah solusi jangka pendek sampai jangka menengah dan panjang,” ucap Presiden Jokowi.

Pada 16 Januari lalu, pemerintah telah mengirimkan 39 tenaga kesehatan bersama TNI dan Polri ke Asmat.

Advertisements

Kunjungan Menkes Nila F Moeloek ke Asmat kali ini menindaklanjuti perintah Presiden Jokowi agar dilakukan kajian awal agar mengetahui faktor-faktor penyebab yang menyebabkan timbulnya masalah campak dan gizi buruk tersebut.

Menkes Nila F Moeloek mengaku telah meminta para kepala dinas kesehatan di Papua untuk melakukan pengobatan.

“Kita kerja sama dengan TNI, Polisi, Kementerian Sosial, kita bekerja secara terpadu. Kami membuat program 10 hari pertama ini sudah, 10 hari dilakukan beberapa kegiatan sampai tiga kali, sampai satu bulan,” usai pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor.

Hingga Selasa (23/1), Tim Kesehatan Terpadu telah melayani pengobatan dan pemeriksaan 12.398 anak di Kabupaten Asmat.

Mereka tersebar pada 117 kampung (desa) yang mencakup 23 distrik (kecamatan) yaitu Suator, Kolf Braza, Sirets, Fayit, Aswy, Pulau Tiga, Akat, Agats, Jetsy, Pantai Kasuari, Der Koumur, Auyu, Suru-suru, Unirsirauw, Sawaerma, Joerat, Ayip, Atsy, Betcbamu, Kopay, Safan, Joutu, dan Koroway.

Dari jumlah anak yang mendapat pelayanan kesehatan itu, sebanyak 646 orang diantaranya dinyatakan positif terserang campak, 144 orang mengalami gizi buruk, empat orang mengalami campak dan gizi buruk serta 25 orang suspek campak.

Advertisements

Kasus wabah campak dan gizi buruk yang melanda Asmat sejak September 2017 hingga awal Januari ini telah menelan korban jiwa sebanyak 67 orang.

Korban meninggal terbanyak berada di Distrik (Kecamatan) Pulau Tiga sebanyak 37 orang yaitu di Kampung As sebanyak delapan orang, Atat sebanyak 23 orang, Kapi sebanyak dua orang dan Nakai sebanyak empat orang.

Selanjutnya korban meninggal di Distrik Fayit berjumlah 14 orang yaitu di Kampung Isar satu orang, Nanai satu orang dan Pirien sebanyak 12 orang.

Jumlah korban meninggal di Distrik Asui sebanyak delapan orang yaitu di Kampung Bawas lima orang dan di Kampung Tauro tiga orang.

Sementara di Distrik Akat, jumlah korban meninggal sebanyak empat orang dan korban yang meninggal usai dirawat di RSUD Asmat sebanyak empat orang terdiri atas dua pasien campak dan dua pasien gizi buruk.

Keterbatasan bahan makanan serta kondisi lingkungan yang buruk dinilai sebagai pemicu utama semakin meluasnya wabah campak dan gizi buruk di Asmat.

Disamping itu, jumlah tenaga dan fasilitas kesehatan yang kurang memadai juga turut memicu lambatnya upaya penanganan masalah wabah campak dan gizi buruk di Asmat. (Ant/SP)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan