“Halo… Halo… Ah, dari tadi janji mau datang, tapi enggak nongol-nongol ini,” sahut Tika (23, samaran) menjawab lawan bicaranya melalui sambungan telepon.
Sore itu, Rabu 4 Agustus 2021 kawasan lokalisasi prostitusi, Kampung Kadun Jaya KM10, Timika, Papua tampak sepi. Hanya beberapa bar yang kelihatan memiliki pengunjung, itu pun hanya satu-dua orang.
Sementara itu, tamu yang diharapkan Tika tak kunjung datang. Sesekali pandangan matanya mengarah ke jalan masuk lokalisasi. Setiap orang yang masuk diperhatikan dengan baik, siapa tau orang tersebut adalah teman kencan Tika untuk hari itu.
Kepada SeputarPapua Tika menceritakan masa-masa sulit pasca merebaknya Pandemi Covid-19 Maret 2020 hingga saat ini.
“Sudah dua hari ini aku enggak dapat (pemasukan) ini, mas,” keluh Tika
Bukan hanya Tika, dua pramuria lainnya, Ana (25, samaran) dan Debi (27, samaran) juga mengaku alami hal serupa. Penghasilan sebelum pandemi yang dapat mencapai Rp1 juta per hari, namun saat ini turun drastis.
“Kalau dapat 250 ribu saja sudah syukur, mas. Tapi itu juga susah mas,” kata Ana menambahkan.
Akibat penurunan pendapatan ini, kadang mereka harus hutang uang di teman atau barang di warung terdekat demi memenuhi kebutuhan harian.
“Kebutuhan banyak, mas. Ya sabun, odol, deodoran, lipstik itu semua kan pakai uang,” celetuk Debi.
“Kondom juga biasa kami beli mas. Mana sekarang harus beli masker lagi. Itu semua kan pakai uang itu. Mana bayar sekolah adik di kampung, mas,” tambah Tika.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis