TIMIKA | Sekretaris Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Dr. Ayu Dewi Utari, pada Sosialisasi Restorasi Gambut dan Mangrove Provinsi Papua, yang digelar secara virtual pada Kamis (15/7/2021) mengatakan, Papua sangat indah dan sangat hijau.
Namun sayangnya, keindahan alam di Papua ini sudah mengalami kerusakan.
Sebut saja, ekosistem mangrove yang masuk dalam kategori rusak kritis di Papua cukup luas, sekitar 58.971 hektare (ha) dari 637.000 ha mangrove rusak kritis nasional.
“Dari luasan mangrove kritis ini, menjadikan Papua satu dari 9 provinsi target rehabilitasi mangrove BRGM. Luasan tersebut juga menjadi target indikatif rehabilitasi mangrove BGRM sampai tahun 2024,” kata Ayu melalui siaran pers yang diterima seputarpapua.com, Jumat (16/7/2021).
Kegiatan rehabilitasi mangrove BRGM menggunakan pendekatan padat karya melalui penanaman bibit mangrove, pelaksananya adalah masyarakat.
Dampak rehabilitasi mangrove melalui penamaman bibit ini, menurut Ayu, tidak dapat dirasakan dalam jangka pendek, tetapi jangka panjang.
Pulihnya ekosistem mangrove, kedepannya dapat dikembangkan menjadi ekowisata. Tentunya pengelolaannya tetap memperhatikan kelestarian ekosistem mangrove itu sendiri.
Pengembangan ekowisata mangrove memiliki potensi ekonomi yang tinggi bagi masyarakat di areal mangrove.
“Trennya, orang-orang lebih memilih untuk kembali ke alam,” tambah Ayu.
- Tag :
- Hutan Mangrove,
- Mangrove Papua,
- Papua
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis