TIMIKA | Ikatan Alumni Ex Kwamki (IKALEK) mempertanyakan anggaran dana yang dijanjikan oleh PT Freeport Indonesia dan Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK).
Pendiri dan pengurus Ikalek menyebutkan IKALEK lahir pada tahun 2002 di Semarang, yang berisikan anak-anak dari tiga desa, yakni Waa, Banti, dan Aroanop, yang diberikan bantuan pendidikan oleh PTFI melalui YPMAK yang dahulunya bernama LPMAK.
“IKALEK itu artinya rumah yang besar bagi komunitas Amungme khususnya anak tiga desa,” ujar salah satu pengurus IKALEK Karel Kum saat ditemui wartawan di salah satu hotel di Jalan Cenderawasih, Jumat 26 Mei 2023.
Kata Karel, banyak kegiatan yang telah dilakukan IKALEK, salah satunya mendatangkan 10 ton buku yang dibagikan kepada sekolah-sekolah di Mimika.
“Kerjasama kita dengan PTFI dan YPMAK baik, sampai dengan tahun 2008 atau 2010 kita adakan pertemuan loka karya di Semarang, Seminar di Jakarta, di hotel Sofyan, kita pernah buat sebuah rekomendasi yang intinya bahwa PTFI dengan YPMAK saat itu LPMAK, perlu mendanai program IKALEK” ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, usai melakukan pertemuan tersebut, Karel mengklaim rekomendasi telah dijalankan tetapi anggaran tidak pernah tepat sasaran kepada pihaknya.
“Makanya satu tahun terakhir ini anggota resah, kok ada ini (anggaran) tidak pernah sampai ke kita kenapa? Makanya kami dan penggurus kumpul,” katanya.
Pendiri dan penggurus IKALEK lainnya ingin agar ada pertemuan segitiga antara pihaknya, PTFI dan YPMAK untuk klarifikasi terkait anggaran tersebut.
“Sekitar November 2022 kami ajukan permohonan audiensi kepada pimpinan YPMAK dan PTFI dalam hal ini (Community Affairs) dan jajaran mereka, mari kita duduk sama-sama klarifikasi anggaran ini, kalau ada buat apa? dan Kalau tidak ada kenapa’ Kami buat itu,” jelasnya.
Karel mengungkapkan audiensi diajukan sebanyak tiga kali dan belum ditanggapan oleh pihak terkait.
Karel menegaskan ia dan rekan-rekan penggurus IKALEK ingin agar transparansi terkait anggaran tersebut dari PTFI dan YPMAK.
“Sampai saat ini belum ada titik terang, anggota dan penggurus lainnya juga mendesak penggurus harian / tim untuk tidak diam saja tetapi harus ada tindakan,” ucapnya.
Karel menekankan jika tidak ada itikad baik dari para pihak tersebut maka IKALEK dan anggota lainnya akan turun ke jalan untuk menyuarakan petisi terbuka kepada YPMAK dan PTFI.
“Kami pasti akan lakukan petisi terbuka, isinya apa nanti akan kita sampaikan,” ungkapnya.
Sekretaris IKALEK Thobias Yawame menngungkapkan, sejak pertemuan di Jakarta, setelah kembali ke Mimika, pihaknya telah membuat legalitas hukum, sehingga IKALEK sah secara hukum.
Ketua Harian IKALEK Nalio Jangkup ketika dkonfirmasi mengatakan tidak ada persoalan antara YPMAK yang dulunya LPMAK, PTFI dengan IKALEK.
“Ketua lama Urbanus Jawame telah memberikan mandat kepada saya untuk memimpin, sampai adanya pemilihan pengurus dan ketua baru, jadi para anggota lain mungkin merasa keberatan dan (akhirnya) mempersoalkan itu (YPMAK dan PTFI), jadi itu persoalan internal saja,” tegasnya saat dihubungi seputarpapua.com pada Senin (29/5/2023).
Kendati demikian, Nalio menyebut dirinya membuka diri untuk dilakukan evaluasi dan pemilihan ketua baru.
“Sehingga persoalan seperti mempertanyakan penggunaan anggaran dan lain segala macam itu urusan lama, karena ketidakaktifan organisasi, dan hari ini sebagai ketua harian (saya) telah menjalin kerjasama, harapannya kedepan kita organisasi bisa segera evaluasi, pemilihan pengurus baru, susun program baru supaya ada kerjasama yang baik lagi dengan donatur,” ungkapnya.
Nalio menjelaskan sejak 2012 usai pertemun dengan YPMAK/LPMAK dan PTFI banyak anggota aktif IKALEK yang telah bekerja dan kembali ke Mimika sehingga organisasi tidak aktif.
Tetapi menurut Nalio, PTFI dan YPMAK selaku donatur sejak tahun 2012 tidak pernah menghapus pos anggaran bagi IKALEK karena kerjasama yang telah terjalin.
“Sehingga kalau suatu saat IKALEK mengajukan program anggaran sudah tersedia. Mereka tidak hapus, kendati organisasinya tidak aktif,” katanya.
Kemudian soal kemana anggaran tersebut, Nalio mengatakan selama IKALEK tidak mengajukan program maka hak dana dikembalikan kepada donatur yakni YPMAK dan PTFI.
“Terserah mereka mau mengalihfungsikan atau alih gunakan untuk bantuan lain, boleh, karena IKALEK tidak mengajukan pembiayan program,” ungkapnya.
Nalio memaparkan tidak disebutkan dalam perjanjian apabila suatu saat dalam satu tahun IKALEK tidak mengajukan program maka dana tersebut disimpan.
“Tidak ada bahasa seperti itu, karena ini bersifat bantuan, jadi dana itu kalau IKALEK tidak mengajukan program maka dianggap hilang, terserah donatur mau alihkan ke bantuan apa, karena itu bukan urusan IKALEK,” paparnya.
“Boleh saja mempertanyakan, tetapi kalau sekarang kita saja tidak mengajukan program baru bertanya, dan minta kembalikan uang, nah itu tidak bisa dan tidak berdasar,” tuturnya.
Nalio menambahkan sejak tahun 2021 dan 2022, selaku Ketua harian IKALEK melakukan dua program yakni mendata anggota IKALEK yang sudah maupun belum bekerja agar bisa didorong ke perusahaan agar diperhatikan.
“Program lain adalah pendampingan POKJA untuk menyaring kepuasan masyarakat (terhadap YPMAK) seperti apa,” ucapnya.
Dirinya pun berterima kasih kepada donatur YPMAK dan PTFI yang terus memberdayakan IKALEK.
“Saya minta tetap pagu anggaran tiap tahun itu tidak dihapus, soal kepengurusan tolong kembalikan kepada kami internal,” tutupnya.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis