TIMIKA | Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III Letjen TNI Richard T.H. Tampubolon mengingatkan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Yonif 122/TS yang berada di Kampung Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua untuk meningkatkan pertahanan dan keamanan di wilayah perbatasan RI-PNG.
Ini untuk mengantisipasi ekses kerusuhan yang terjadi di Papua New Guinea (PNG), yang dipicu protes polisi dan sektor publik atas pemotongan gaji, yang oleh para pejabat dianggap sebagai kesalahan administratif, berubah menjadi pelanggaran hukum dan setidaknya telah menewaskan 16 orang pada Kamis, 11 Januari 2024.
Pangkogabwilhan III mengingatkan, dengan adanya kerusuhan di PNG, tidak menutup kemungkinan akan berpengaruh terhadap situasi pertahanan dan keamanan di perbatasan RI-PNG.
“Kerusuhan yang terjadi di PNG perlu kita antisipasi, jangan sampai berimbas mengganggu situasi keamanan di perbatasan, kalian yang jaga di perbatasan harus lebih waspada lagi, terkait lintas negara, eksodus masyarakat PNG, penyelundupan senjata api, penyelundupan narkoba maupun tindak ilegal lainnya,” pesan Pangkogabwilhan III.
Pada Senin, 8 Januari 2024, Pangkogabwilhan III telah lebih dulu melaksanakan kunjungan ke Komando Utama Satgas Pamtas Yonif 122/TS, di Kampung Skouw, Distrik Muara Tami.
Pada kesempatan itu, Richard menyampaikan bahwa regulasi Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan, endingnya adalah kesejahteraan dan tetap terjaganya kedaulatan NKRI termasuk pengamanan perbatasan Indonesia dan negara PNG.
Sehingga, tugas pengamanan perbatasan oleh Yonif 122/TS adalah tugas mulia untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI baik melalui kegiatan pembinaan teritorial dan komunikasi sosial dengan tetap mengedepankan faktor keamanan.
“Seperti perintah Panglima TNI Yaitu ‘TNI Yang PRIMA’, bertugas harus mengikuti aturan dan perundangan, namun jangan karena mengutamakan kegiatan pembinaan teritorial dan komunikasi sosial di lapangan, kalian tidak waspada, lengah dan tidak disiplin,” tegas Letjen Richard Tampubolon.
Lebih lanjut Ia mengatakan, keberadaan Satgas ini untuk membantu pemerintah daerah dan masyarakat lebih bersinergi terkait dengan pengamanan pelintas batas ilegal, mewaspadai penyelundupan narkoba antara negara, eksodus masyarakat PNG, penjualan senjata api ilegal dan kegiatan ilegal lainnya dengan cara melakukan pembinaan teritorial dan komunikasi sosial, seperti pengobatan masyarakat, menjadi guru, berkebun dan lain-lainnya.
Kunjungan tersebut juga dihadiri Dirjen Imigrasi Kemenkumham RI sekaligus sebagai bentuk kerjasama TNI dan Imigrasi dalam menjaga wilayah Indonesia
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis