Kemudian, dokter sampaikan kepada beliau satu-satunya jalan adalah operasi jantung atau ‘bypass’.
“Namun yang bisa mengoperasi adalah di Jerman. Karena ada dokter ahli di negara tersebut,” katanya.
Dari itu, pihak rumah sakit membantu menghubungi dokter ahli jantung tersebut dan sudah datang ke Jakarta. Namun karena masa pandemi, maka dokter menjalani isolasi selama 5 hari.
“Orang yang habis dari luar negeri harus diisolasi,” kata Wandik.
Tetapi, kata Wandik Tuhan berencana lain, karena baru tiga hari tepatnya 21 Mei 2021 beliau meninggal.
Ini menunjukkan beliau seorang pemimpin dan politik sejati, karena tidak pernah sampaikan kata takut dan menceritakan kondisinya
“Saya pun ada sakit, tapi saya tidak pernah cerita. Karenanya mari hormati beliau atas jasa-jasanya. Bukan malah mengungkit kesalahan dan mengatakan beliau sakit karena ke Jakarta begitu juga dengan tokoh-tokoh Papua lainnya. Sehingga membuat isu yang tidak-tidak, padahal tidak mengetahui perjalanan hidup dan riwayat penyakitnya,” ungkapnya.
Sementara Trifena Tinal selaku keluarga almarhum menerangkan kepada masyarakat dengan bahasa Damal.
Dimana pada intinya sama dengan apa yang diterangkan oleh Bupati Puncak Willem Wandik bahwa beliau (Almarhum Klemen Tinal) meninggal akibat jantung.
Tinggalkan Balasan