Penyakit Infeksi Pengaruhi Gizi Anak, Dinkes Mimika Lakukan 3 Progran Prioritas

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra. (Foto: Anya Fatma/Seputarpapua)
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra. (Foto: Anya Fatma/Seputarpapua)

TIMIKA | Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Reynold Ubra menyebutkan jenis penyakit infeksi seperti Malaria, Turbekolosis (TB), dan HIV mempengaruhi status gizi pada anak.

Rey mengatakan tahun 2023 ini pihaknya melakukan tiga program prioritas untuk menangani hal tersebut.

Tiga program tersebut adalah penanganan upaya pengendaliam malaria, upaya peningkatan gizi masyarakat, sanitasi dan kesehatan lingkungan.

“Program itu akan dikawal oleh Dinas Kesehatan, bersinergis dengan YPMAK, PT Freeport dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain,” ungkapnya saat dihubungi seputarpapua.com melalui sambungan telepon, Rabu (1/3/2023).

Rey menyebutkan tiga penyakit infeksi tersebut merupakan fokus utama Dinkes Mimika tahun ini, sebab menurut Rey, gizi buruk sangat dipengaruhi oleh lingkungan seperti kebutuhan akan air bersih.

“Gizi buruk sangat dipengaruhi oleh lingkungan, contohnya kebutuhan di luar yang di dalam rumah (makanan sehat dan pola hidup sehat) seperti kebutuhan air bersih,” tuturnya.

Rey melanjutkan, berdasarkan data per 31 Desember 2022 angka prevalensi gizi buruk ada diangka 7 persen, sementara target penurunan secara nasional di tahun 2024 berada diangka 14 persen. Sehingga dapat disimpulkan menurut Rey, angka prevalensi di Mimika dua kali lebih rendah dari angka nasional.

Sementara itu, berkaitan ditemukannya kasus gizi buruk oleh Puskesmas Timika Rey mengatakan pasien tidak bisa langsung dinyatakan mengalami gizi buruk.

“Penurunan berat badan itu karena adanya penyakit infeksi (TB) jadi tidak bisa dibilang langsung gizi buruk,” katanya.

Advertisements

Rey melanjutkan pasien anak tersebut sudah dilakukan pemantauan dalam keluarganya apakah ada yang menderita TB dan pemeriksaan oleh Puskesmas terkait.

“Anak tersebut juga sedang dalam pengobatan TB sejak bulan Oktober lalu. Kondisi itu (kurus) itu karena ada penyakit TB,” ungkapnya.

Rey menjelaskan seorang anak dinyatakan mengalami gizi buruk apabila ketika lahir lingkar kepala, panjang badan, tidak memenuhi standar.

“Jadi itu (kondisi anak) adalah kondisi asupan gizi yang kurang karena sakit, sehingga kondisi berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan,” ungkapnya.

Rey menambahkan saat ini anak tersebut sudah diberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), diberikan Mineral E 100, juga dilakukan pemantauan oleh Puskesmas yang menemukan kasus tersebut.

“Saya rasa Puskesmas sudah ada protokol yang dilakukan selanjutnya, intinya adalah terus berjejaring (bekerjasama) dengan rumah sakit, karena pasien masuk dalam pantauan puskesmas,” tutupnya.

Advertisements

 

penulis : Fachruddin Aji

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan