Gedung Sekolah di Pinggiran Kota Timika ini Memprihatinkan

Gedung Sekolah di Pinggiran Kota Timika ini Memprihatinkan
Semangat generasi Papua menimba ilmu pengetahuan meski kondisi sekolah mereka sangat memprihatinkan.

TIMIKA | Gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Mandiri Jaya yang terletak di pinggiran Kota Timika, Papua, tampak sangat memprihatinkan. Padahal ada 100an lebih generasi asli Papua sementara menimba ilmu di sekolah tersebut.

Para pewarta di Timika berkunjung ke SDN Mandiri Jaya di Kampung Mandiri Jaya, Distrik Wania, untuk menyaksikan secara langsung aktifitas belajar mengajar di sekolah tersebut, Kamis (31/8/17).

Kondisi sekolah yang menampung 118 murid itu memang memprihatinkan. Lantai sekolah masih beralaskan tanah, beberapa pintu dan dinding sekolah yang terbuat dari papan kayu sudah jebol.

Rupanya, gedung sekolah ini awalnya dibangun atas inisiatif warga dan para orang tua murid di wilayah itu. Hingga sejumlah fasilitas pendukung sekolah diadakan dengan biaya pribadi dan dukungan Kepala Sekolah.

Kepala SDN Mandiri Jaya Diana Domakubun SPd tak keberatan jika gedung sekolah tersebut disamakan dengan kandang sapi. Fakta demikian juga membuat Diana cukup merasa prihatin.

“Ya, kondisi sekolah ini memang sudah seperti begini, seperti kandang sapi,” kata Diana sedih.

Diana mengakui, kondisi sekolah seperti ini memang cukup menganggu aktivitas belajar mengajar. Walau begitu, anak-anak sebagai generasi penerus bangsa harus tetap mendapat haknya dalam menimba ilmu pengetahuan.

Diana menuturkan, sebenarnya sudah ada gedung baru sekolah yang dibangun dan diresmikan oleh Pemda Mimika. Namun gedung tersebut belum bisa digunakan lantaran hanya memiliki tiga ruangan dan tidak dilengkapi fasilitas pendukungnya.

“Pada tahun 2016 ada tiga ruangan yang dibangun oleh Pemda tetapi itu belum cukup untuk menampung ratusan murid. Kami pernah gunakan, tapi tidak semua murid bisa masuk dan akhirnya kami kembali ke sekolah lama ini,” terangnya.

Selain karena tiga ruangan sekolah yang dibangun tersebut tidak memadai, Diana juga mengaku sulit memantau aktifitas sekolah karena jaraknya cukup berjauhan dengan gedung sekolah lama.

“Karena murid terbagi dua dan masih ada yang memakai gedung lama, sepertinya sulit untuk memantau karena jaraknya sekitar 100 meter lebih,” ujarnya.

Keprihatinan tidak sampai disitu. Diana juga bahkan harus merogo kantong pribadinya untuk membeli beberapa fasilitas sekolah untuk mendukung proses belajar mengajar, seperti kursi, papan tulis dan lainnya.

“Walaupun nanti akan dibayarkan ketika dan BOS (bantuan operasional sekolah) sudah dicairkan. Tapi kita juga tidak mendapat bantuan seragam sekolah dari dana Otonomi Khusus (Otsus),” kata dia.

Diana sangat berharap kondisi ini secepatnya direspon oleh pemerintah melalui Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (Dispendasbud). Terlebih sekolah tersebut menampung murid yang 100 persen merupakan anak asli Papua.

“Fasilitas sekolah harus di perhatikan. Kami akan pindah ke gedung sekolah yang baru jika sudah dibangun tambah tiga unit lagi. Inikan sekolah negeri kenapa tidak dibangun secara baik,” tutur Diana. (**/rum/SP)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *