TIMIKA | Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Timika, Papua memprediksi curah hujan intensitas rendah hingga sedang di wilayah itu akan berlangsung hingga September.
BMKG Timika mencatat puncak musim hujan terjadi di bulan Juli ini. Karena itu masyarakat diimbau tetap waspada ancaman banjir yang bisa saja disebabkan curah hujan yang cukup tinggi.
Forecaster BMKG Timika, Aji Supraptaji mengatakan, puncak musim hujan di wilayah Mimika memang secara umum terjadi di bulan Juli, seperti yang terjadi belakangan ini.
“Jadi untuk masyarakat, sedikit imbauan dari BMKG mengingatkan untuk selalu waspada,” kata Aji saat ditemui Seputarpapua.com di Kantor Stasiun BMKG Timika, area Bandara Mozes kilangin Timika, Kamis (2/7).
Ia menjelaskan, berdasarkan catatan dalam 30 tahun terakhir, Mimika berada pada posisi rata-rata normal 200 mili meter (mm) curah hujan per bulannya.
Bahkan, saat ini bisa mencapai 300 mm per bulannya. Oleh karena itu, Kabupaten Mimika sendiri menjadi wilayah paling basah di Indonesia yang di-update BMKG tanpa pengecualian.
“Malah di atas 300 mili kita lihat. Ini yang menyebabkan Kabupaten Mimika sendiri wilayah yang paling basah untuk di Indonesia,” kata Aji.
Beruntung saja kondisi Kabupaten Mimika tidak seperti daerah yang padat penduduk seperti di Jakarta. Jika mengalami curah hujan seperti saat ini, otomatis akan menyebabkan banjir yang cukup ekstrim.
“Jadi waspada untuk bulan Juli ini, meski tetap normal. Nanti sepanjang bulan ini (Juli) hampir 24 jam itu hujannya paling berhenti sebentar, lalu berlanjut lag,” katanya.
“Mungkin energinya berkurang, mungkin dia istirahat satu hari kemudian lanjut lagi. Kalau tahun kemarin sampai pertengahan September menurunnya itu, jadi ini tinggi sekali,” sambunya.
Hujan yang terjadi pada sore hari bergeser dari arah utara ke selatan, sementara hujan pada pagi hari bergeser dari selatan ke utara dengan intensitas rendah hingga sedang.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis