Calon Bupati Mimika yang Diharapkan Tokoh Kamoro

Leo Tumuka. (Foto: Anya Fatma/Seputarpapua)
Leo Tumuka. (Foto: Anya Fatma/Seputarpapua)

TIMIKA | Pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) akan segera berlangsung di seluruh Indonesia termasuk Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

Harapan terkait calon Bupati Mimika
kedepannya mulai diungkapkan salah satu tokoh masyarakat asal Suku Kamoro, Leonardus Tumuka.

Ia mengungkapkan, menjelang Pilkada nanti, semua pihak terutama masyarakat harus menghindari politik uang. Menurutnya, politik uang bisa memberikan dampak buruk terhadap masyarakat luas dalam waktu yang lama.

“Mari kita hindari money politic karena akan sebabkan kita tidak bisa berpikir logis, karena orientasi kita sudah salah,” kata Leo sapaan akrab Leonardus kepada wartawan di Timika, Rabu (17/4/2024).

Masyarakat kata dia mempunyai hak untuk memilih siapapun pemimpin, tetapi pilihan itu nantinya juga harus bisa dipertanggungjawabkan, jangan sampai justru akan mengeluh dikemudian hari.

Leo juga menilai Pemerintahan Mimika saat ini kurang ada komunikasi antara berbagai pihak, baik di internal eksekutif, antara eksekutif dan legislatif, maupun organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemkab Mimika.

“Terkait dengan situasi kita saat ini menurut saya style politik, siapapun pemimpinnya dia punya gaya kepemimpinan sendiri. Mungkin tidak jalan baik karena masing-masing sudah punya aliansi sendiri-sendiri,” ungkapnya.

Untik itu, Leo berharap kedepannya pemimpin yang akan memimpin Mimika adalah sosok yang bisa merangkul semua pihak agar pemerintahan berjalan baik.

“Lawan politik itu dirangkul, pemimpin yang bisa memimpin, yang bisa melihat pembangunan dari gunung sampai di pantai,” harapnya.

Ia juga mengharapkan agar pemimpin kedepan bisa memperhatikan suku Amungme dan Kamoro, lima suku kekerabatan, Papua lain dan juga seluruh masyarakat di Mimika.

Terkait dengan calon pemimpin orang asli Papua (OAP) atau bukan, menurut Leo seharusnya di tingkat kabupaten sudah harus ada peraturan otonomi khusus agar bisa juga bukan OAP yang mencalonkan diri untuk menjadi pemimpin.

“Lahir besar di Papua juga sebenarnya berhak, karena mereka lahir di sini sampai lupa tempat asalnya, mau suruh pulang juga dia mau pulang ke mana. Mau orang asli, mau pendatang kalau masyarakat lihat baik, itu hak masyarakat untuk memilih,” pungkasnya.

penulis : Anya Fatma
editor : Iba

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan