Kunjungi Petani Binaan Binmas Noken, Wabup Mimika Akui Pemerintah Belum Serius Bina Petani OAP

MELIHAT | Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob saat melihat tanaman Cabe dari masyarakat OAP di Kampung Mulia Kencana SP7. (Foto: Kristin Rejang/Seputarpapua)
MELIHAT | Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob saat melihat tanaman Cabe dari masyarakat OAP di Kampung Mulia Kencana SP7. (Foto: Kristin Rejang/Seputarpapua)

TIMIKA | Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob, Kamis (20/1/2022) berkesempatan mengunjungi Kampung Mulia Kencana SP7, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, Papua.

Disana ia melihat secara langsung bagaimana petani OAP dibina untuk menanam cabe dan jahe hingga memperoleh hasil yang cukup memuaskan.

Dalam seminggu mereka bisa memanen dua hingga tiga kali dengan hasil yang diperoleh dua sampai tiga kilo.

Petani OAP di SP7 dibina oleh Binmas Noken Polres Mimika. Ada yang menananm cabe, sayuran, padi dan jahe. Hasilnya pun sudah cukup mendongkrak kehidupan petani.

Melihat keberhasilan tersebut Wakil Bupati mengatakan, Dinas Pertanian sebenarnya bisa melakukan pendampingan seperti yang dilakukan oleh Binmas Noken, bahkan mereka mungkin lebih mengetahui karena memiliki basic ilmu dan pengalaman.

Hanya saja, pemerintah tidak serius sehingga belum maksimal.

“Dinas terkait tau tapi keseriusan dalam pendampingan itu yang paling penting,” kata Johannes Rettob kepada Seputarpapua.com, Kamis (20/1/2022) di Kampung Mulia Kencana SP7.

Ia mengapresiasi Binmas Noken yang terus melakukan pendampingan serius kepada masyarakat khususnya OAP dalam bertani.

“Apa yang dilakukan ini sebenarnya sudah ada (pemerintah), kita pemerintah kan punya orang banyak, sesekali datang, ada penyuluh lapangan itu bisa turunkan jangan hanya datang lalu pergi, mereka kan sudah punya dasar ilmunya jadi ini persoalan metode dan cara saja,” katanya.

Menurutnya pemerintah harus inventarisir dulu kebutuhan daerah, misalnya kebutuhan terhadap buah dengan jenis yang bisa dikembangkan dan dihasilkan di Mimika.

“Supaya kita bisa menurunkan Inflasi, itu kita harus melakukan produksi sendiri supaya kita tidak datangkan dari luar. Bagaimana kita tau itu kalau kita tidak inventarisir,” ucapnya.

Di Timika kata Wabup, lahan sangat luas sehingga ia berharap pemerintah bisa menginventarisir baik kebutuhan dan tanaman yang cocok untuk di tanam di Mimika.

“Kita juga memberikan pembinaan kepada masyarakat itu juga jangan yang sulit-sulit. Kita memberikan binaan tanaman yang memang bisa tumbuh disini dengan subur dan baik dan juga bisa punya akses pasar agar bisa menghidupkan perekonomiam masyarakat setempat,” ujarnya.

“Kita punya target ini kedepan tidak boleh ada impor dari luar. Kita harus bisa menghasilkan makanan, baik dari pertanian, peternakan yang dihasilkan sendiri dari Mimika. Kita hanya boleh impor tanaman sayuran dan buah yang mungkin tidak bisa tumbuh disini (Timika),” ungkapnya.

Menurutnya pemerintah memang sudah berusaha memberikan yang terbaik hanya saja belum maksimal menyentuh sesuai kebutuhan masyarakat.

Sementara itu, Kapolres Mimika I Gusti Gde Era Adhinata yang juga turut ikut dalam melakukan pembinaan kepada masyarakat dalam bertani mengatakan Timika tanah yang subur.

Sehingga ia berharap Dinas Pertanian dan Peternakan bisa memahami apa yang cocok untuk ditanami oleh masyarakat di Timika.

“Jangan suruh yang sulit-sulit, lihat harga mana yang stabil seperti cabe kalau turun (harga) paling Rp 70 ribu bisa sampai Rp120,” katanya.

Ia menjelaskan dirinya sendiri seorang yang tekun bertani meskipun ia adalah seorang anggota kepolisian, namun ia sudah membuat penelitian salah satu buah yang cocok ditanami di Timika adalah Kelengkeng.

“Kalau diarahkan (masyarakat) pasti bisa, ajari bagaimana jika dalam kondisi banjir efektifnya adalah menggunakan karung, harus tau unsur tanahnya. Disini cocok kelengkeng dan sudah dibuktikan kelengkeng,” pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *