Lestarikan Bahasa Daerah, Balai Bahasa Provinsi Papua Bimtek Revitalisasi Bahasa Kamoro

Kepala Sub Bagian Umum Balai Bahasa Provinsi Papua, Yohanis Sanjoko saat memberikan sambutan dalam bimtek yang dilaksanakan di Hotel Horison Diana Mimika, Senin (20/5/2024). Foto: Fachruddin Aji/Seputarpapua

TIMIKA, Seputarpapua.com | Balai Bahasa Provinsi Papua menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada kepala sekolah, guru, pegiat komunitas, dan tokoh masyarakat tentang Bahasa Kamoro.

Kepala Sub Bagian Umum (Kasubag) Balai Bahasa Provinsi Papua, Yohanis Sanjoko mengatakan, bimtek digelar dengan total peserta berjumlah 50 orang yang terdiri diri kepala sekolah SD, SMP dan guru, serta pegiat komunitas dan tokoh masyarakat.

“Bapak ibu diharapkan bisa mengimbaskan bahasa Kamoro bagi generasi muda,” kata Sanjoko dalam pembukaan Bimtek yang digelar di Hotel Horison Diana Mimika, Senin (20/5/2024).

Ia mengungkapkan tujuan kegiatan yang berlangsung selama 3 hari tersebut adalah untuk memberikan sosialisasi desain program dan bimbingan teknis tentang bahasa daerah Kamoro di lingkungan pendidikan dan komunitas.

“Kegiatan ini akan diisi dengan pembelajaran tentang membuat puisi, bernyanyi, mendongeng serta cerita pendek, komedi tunggal, dan nyanyian rakyat,” ungkapnya.

Dengan digelarnya bimtek ini diharapkan peserta dapat mengimbaskan pembelajaran bahasa Kamoro kepada anak didik dan komunitas masing-masing.

Bahasa ibu menurutnya sangat perlu dilestarikan, karena sebuah identitas. Menurut data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendibudristek), tercatat pada tahun 2019 ada total 718 bahasa daerah di nusantara, 60 persen atau 428 bahas itu hidup dan berkembang Papua.

“Sudah ada beberapa bahasa daerah di Papua yang punah, salah satunya Bahasa Tandia dari Teluk Wondam. Dan menurut UNESCO, dalam kurun waktu 30 tahun ada sekitar 200 bahasa di dunia punah, atau tiap dua pekan sekali ada satu bahasa daerah di dunia punah,” tuturnya.

Penyebab punahnya bahasa daerah karena penutur tidak mewariskan bahasa tersebut atau kurangnya penutur, sehingga tergerus bahasa Melayu Papua lantaran terjadinya perkawinan beda suku.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan mewakili Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika menegaskan agar setiap peserta tidak hanya mengimbaskan bahasa Kamoro, tetapi juga melakukan praktik dengan berbicara menggunakan bahasa daerah tersebut.

“Ibarat kata belajar menulis dan membaca menggunakan bahasa Inggris, jika tidak dipraktikan maka akan percuma, untuk itu bapak dan ibu harus bisa mempraktikannya,” tegasnya.

penulis : Fachruddin Aji
editor : Saldi Hermanto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan