Pesan Waisak 2567 BE/2023, Sangha Agung Indonesia: Harmonis Masyarakat Damai Negaranya.

Ilustrasi
Ilustrasi (Foto: freepik.com)

TIMIKA | Umat Budha pada hari ini, Minggu (4/6/2023) di Indonesia merayakan hari Tri Suci Waisak 2567 BE/2023.

Ketua Umum Sangha Agung Indonesia (Sagin) Khemacaro Mahathera melalui keterangan tertulisnya berpesan kepada umat Buddha di Indonesia untuk mengenang tiga peristiwa agung kelahiran Maha Bodhisatwa Siddhartha ke bumi ini, pencapaian pencerahan sempurna Samana Gotama menjadi Buddha Sakyamuni, dan Mahaparinirwana Buddha Sakyamuni.

“Tiga perisitiwa penting yang kita peringati ini adalah teladan bagi kita dalam mempertahankan dan mengembangkan Buddha-dharma di Bumi Nusantara,” katanya.

“Sebagai siswa Buddha, kita hendaknya mengembangkan keharmonisan dalam diri, keharmonisan dalam keluarga dan keharmonisan dalam bermasyarakat,” lanjutnya.

Khemacaro mengatakan Buddha mengajarkan tentang praktik cinta kasih dan kasih sayang, perasaan senang melihat kebahagiaan orang lain, serta keseimbangan batin yang dikembangkan ke segala penjuru dan kepada semua makhluk secara luas, luhur, tanpa batas, tanpa permusuhan dan tanpa niat buruk (A.II.128-129); yang bertujuan agar para siswaNya dapat mewujudkan keharmonisan dengan memahami kepentingan individu (pribadi) dan kepentingan umum, sehingga tidak mengganggu hak asasi orang lain.

“Diri sendiri adalah lingkup terkecil bagi individu yang dapat dilakukan dengan praktik diri yang baik tanpa ekstrim yang berlebihan pada pemuasan dan penyiksaan diri. Demikian halnya sebagai perumah tangga yang baik, hendaklah melatih diri dalam ranah praktik sebagai perumah tangga dan tidak berlebihan. Perumah tangga yang telah mengembangkan keharmonisan dalam diri hendaklah mengembangkan keharmonisan dalam berkeluarga dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban sebaik mungkin,” ungkapnya.

Khemacaro menuturkan seperti yang tercatat dalam Sigalovada Sutta (D.III.180-193), Buddha menyampaikan tugas dan kewajiban bagi orang tua, guru, istri, anak, sahabat, teman, para pekerja, pertapa dan brahmana agar terjalin keharmonisan dalam berkeluarga. Hal ini bisa menjadi teladan keharmonisan dalam Keluarga Buddhayana Indonesia.

Setelah keharmonisan dalam diri sendiri dan keluarga dikembangkan, menurut Khemacaro umat Buddha perlu mengembangkan keharmonisan dalam bermasyarakat. Keharmonisan dalam bermasyarakat menurutnya dapat dicapai dengan mengembangkan Tri Kerukunan Umat Beragama sebagai wujud toleransi dalam beragama.

“Kerukunan dalam internal umat beragama, kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan antara umat beragama dengan pemerintah adalah perwujudan kebersamaan dalam perbedaan yang merupakan implementasi nyata dari semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika,” tuturnya.
Khemacaro mengungkapkan Buddha mengibaratkan keharmonisan tanpa perselisihan ibarat perpaduan antara susu dan air, dimana satu sama lain memandang dengan tatapan kasih sayang (A.III.67).

Buddha mengarahkan para siswaNya agar memiliki gaya hidup dan kepekaan dalam tanggung jawab sosial yang mengarah pada suatu masyarakat yang harmonis di mana orang-orang bertindak menuruti kepentingan umum.

“Harmonis dalam kemajemukan yang diajarkan Buddha mengarah pada pencapaian damai dalam diri, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan damai dalam bernegara. Sebagai siswa Buddha, sudah sepantasnya turut menjaga keharmonisan bermasyarakat, kita juga menjalankan imbauan pemerintah dan aturan negara dengan sebaik-baiknya, demi terciptanya negara yang teratur dan damai. Keharmonisan dalam bermasyarakat sangat penting dalam mewujudkan negara yang damai,” katanya.

Negara yang damai kata Khemacaro akan menunjang terwujudnya masyarakat yang sejahtera pula. Hal ini selaras dengan program pemerintah dewasa ini, untuk mewujudkan pelaksanaan “Moderasi Beragama”.

Advertisements

“Mari seluruh umat Buddha, kita bersama mewujudkan keharmonisan dalam bermasyarakat demi terwujudnya negara yang damai, sehingga tema waisak yang kita usung pada tahun ini tidak hanya sekedar menjadi semboyan semata, tetapi menjadi dasar bagi kita bersama dalam mendukung pemerintah mewujudkan negara yang damai. Hidup harmonis dengan tanpa permusuhan, tanpa kekerasan, tanpa menyakiti, dan tanpa perselisihan; serta menyadari bahwa sesungguhnya kita semua bersaudara, kita pada hakikatnya satu, kita Indonesia, kita Pancasila,” tegasnya.
Khemacaro berharap berkah Waisak senantiasa melimpah kepada semua umat Buddha dan Indonesia.

“Semoga berkah, dan Waisak membawa pada kebahagiaan, kesejahteraan, kedamaian dan keharmonisan bagi kita semua, bagi Bangsa Indonesia, dan bagi seluruh dunia. Harmonis masyarakat, damai negaranya, damai Indonesia. Selamat merayakan Tri Suci Waisak 2567 TB / 2023,” tutupnya.

 

penulis : Fachruddin Aji
editor : Saldi Hermanto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan