Umat Budha di Mimika Rayakan Waisak 2568 TB, Tiga Peristiwa Agung Bangkitkan Keyakinan

Suasana ibadah perayaan Waisak 2568 TB/2024 yang dilakukan oleh Umat Budha di Mimika. Foto: Mujiono/Seputarpapua

TIMIKA, Seputarpapua.com | Umat Budha di Mimika, Papua Tengah melaksanakan ibadah memperingati Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 TB/2024 M.

Ibadah yang digelar di Vihara Bodhi Mandala, Jalan Hasanuddin (Kompleks Irigasi), Mimika, Papua Tengah, Kamis (23/5/2024) dipimpin langsung oleh Romo Upasaka Pandita Kantadamo Kartiady dengan tema ‘Keharmonisan Merupakan Pedoman Hidup Berdampingan dalam Berbangsa’.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Sangha Agung Indonesia, Kemacharo Mahathera dalam pesannya yang dibacakan Ketua Majelis Budhayana Indonesia (MBI) Kabupaten Mimika, Jemy Mulyono menyampaikan, lantunan parittā, sutta dan gāthã berkumandang menyambut tiga peristiwa agung di bulan Waisaka.

“Tiga peristiwa nan agung dan mulia yang membangkitkan keyakinan, menjadi teladan, dan mengantarkan umat manusia menuju pembebasan,” katanya.

Teladan mulia yang diajarkan Buddha kepada umat manusia merupakan pedoman untuk senantiasa hidup dalam keseimbangan, bukan pada perilaku ekstrim yang berlebihan.

Perilaku seimbang yang seharusnya ditunjukkan dengan keseimbangan pada perilaku diri sebagai individu, keluarga, sahabat, masyarakat, dan warga negara. Buddha mengajarkan pentingnya menjalin keharmonisan dalam hubungan sosial sehari-hari dan cara menjalin keharmonisan antar orang tua, guru, istri, anak, sahabat, teman, para pemimpin, para pekerja, pertapa dan brahmana.

“Buddha menekankan betapa pentingnya saling pengertian, empati dan kerjasama untuk menciptakan kedamaian dalam masyarakat. Konsep ini menjadi fondasi kuat dalam menghadirkan harmoni dalam menjaga ketentraman dan keselarasan berkeluarga, bekerja, bermasyarakat, beragama, berbangsa, dan bernegara,” tuturnya.

Kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara dalam keragaman menghadapkan semua pada perbedaan budaya, suku, agama, ras, golongan dan kepribadian.

Kemajemukan mengarahkan agar mampu menerima dengan terbuka bahwa pada kenyataannya hidup berdampingan dalam perbedaan. Bhinneka Tunggal Ika sebagai falsafah Bangsa Indonesia menunjukkan pentingnya sikap saling toleran dan rendah hati dalam menerima perbedaan dalam keberagaman.

“Di dalam perbedaan, seseorang
selayaknya mengembangkan kepribadian yang santun dan tidak mudah tersinggung. Sebagai sebuah bangsa yang beragam, Indonesia memiliki potret keanekaragaman yang kaya dan mempesona. Oleh karena itu, mari jadikan keharmonisan sebagai pedoman dalam berbangsa dan bernegara,” ungkapnya.

penulis : Mujiono
editor : Iba

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan