Satu Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB di Beoga

TIMIKA | Kabar duka kembali menyelimuti Tentara Nasional Indonesia (TNI). Satu prajurit terbaik mereka gugur ditembak Kelompok Kriminal Bersenjat (KKB) di Kompleks Bandara Milawak, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Jumat malam, 22 Maret 2024.

Dia adalah Praka Wahriadi, anggota dari Satgas Kostrad Yonif Rider 323/BP. Praka Wahriadi gugur ditembak KKB saat sedang berada di depan kios warga setempat.

Informasi yang didapatkan media ini menyebutkan, Praka Wahriadi ketika itu sedang menelepon istrinya, tiba-tiba KKB menembaknya sebanyak 1 kali dan kabur ke arah kali menuju ujung bandara.

Rekan Praka Wahriadi yang berada di dalam kios kemudian membawa masuk korban ke dalam kios untuk melakukan pertolongan.

Prajurit TNI lainnya yang berada di Pos Beoga langsung merespon penembakan itu dan mengejar KKB hingga ujung Bandara Milawak. Kontak senjata pun terjadi sekitar satu setengah jam lamanya.

Praka Wahriadi dibawa ke Mako Koramil 1717-03 Beoga untuk mendapat tindakan medis dari dokter Puskesmas, namun Praka Wahriadi dinyatakan meninggal dunia.

Sabtu (23/3/2024), jenazah Praka Wahriadi telah dibawa ke Mimika, Kabupaten Mimika menggunakan Helikopter Caracal milik TNI AU.

Jenazah Praka Riadi selanjutnya dibawa ke kamar jenazah RSUD Mimika untuk penanganan lebih lanjut, sebelum dipulangkan ke kampung halamannya di Kampung Badar, Kecamatan Rundeng, Kota Sabulusalam, Provinsi Aceh, untuk dikebumikan secara militer.

Terkait kejadian ini, pihak TNI dalam hal ini Kepala Penerangan (Kapen) Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Kolonel Czi IGN Suriastawa yang dikonfirmasi mengatakan, pihaknya belum mendapatkan data resmi kejadian dari lapangan.

“Saya belum dapat info resmi, kalau ada nanti saya info ya,” kata Kolonel Suriastawa yang dikonfirmasi via telepon, Sabtu siang.

penulis : Aditra
editor : Saldi Hermanto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

10 Komentar

  1. Adi

    Mana PAHAM PAPUA kemarin, ini ada anggota TNI yg ditembak KKB.

  2. Winarti

    Ya Allah, mengapa kalau TNI yang menembsk selalu dihantui dg HAM untuk kemanusiaan sedangkan KKB tak mengenal HAM seenaknya saja main tembak TNI,Ya Allah berikankanlah tempat disisiMu yang terbaik dan berikanlah kesabaran dan keikhlasan untuk keluarga yg ditinggalkan, sampai kapan ini terus berulang TNI yg ditembak KKB secara curang, mohon Pak Panglima TNI ambil tindakan tegas

  3. Basuki

    HAI…. mana pemerintah Ina… Mana TNI… Menyelesaikan papua saja gak becus…. Apakah rekrut tni hanya untuk ditembaki para makar itu… Kenapa gak dihabisi… Makar jelas hukumnya bagi negara dan agama.

  4. Dheden

    Kl KKB yg tembak TNI-POLRI kena HAM apa tidak,trus mau smpe kpn…

  5. Rommy

    Kasian TNI AD 1 org gugur lagi..KKB harus di basmi..TNI dan POLRI banyak KKB waspada KKB menyamar turun ke kampung cari makanan..TNI dan Polri harus patroli di daerah rawan khusus di kampung2..Brawi TNI dan POLRI 😇💪

  6. Ahmad

    Kita kan paling ahli bikin buzzer utk merusak lawan politik, knp tdk bikin sj buzzer akun interbasional yg bs share keburukan kkb di forum dunia spy ham internasional ngo tdk bnyk komen jd tni leluasa memberantas kkb

  7. agussutanto619@gmail.com

    Yg telah lewat, kami berharap waktu itu presidennya Pak Anis, masalah Papua kami yakin akan selesai sampai aman dengan pendekatannya Pak Anis kepada Rakyat Papua termasuk dengan KKB…..Karena Pak Anis cerdas diplomasinya dan banyak gagasan dan ide nya yg rasional….tapi nasi telah menjadi bubur, harapan kami pudar, dengan presidennya Prabowo…

  8. Silitonga

    Mana ni suara Ham dan mana ni suaranya Kontras

  9. Fery

    bpk TNI jgn kita mdah percaya dgn warga yg datang tba2 untuk tukar makanan atau apapun karna kita tdk tahu merekalah kakitangan kkb yg sengaja mencari iinformasi disekitar pos TNI

  10. Muladi

    Sudah tahu dari dulu pola serangan spt itu kok didiamkan terus alias defensif, cobalah dilakukan ofensif besar” an secara lintas kesatuan

Sudah ditampilkan semua