Intelektual Amungme Persoalkan Perekrutan Karyawan YPMAK Dibuka untuk Umum

Sejumlah pemuda dan tokoh intelektual Amungme mengajukan protes soal perekrutan karyawan di kantor YPMAK, Senin (10/2/20). (Foto: Sevianto/SP)

TIMIKA | Organisasi Kaum Intelektual Amungsa (OKIA) Kabupaten Mimika, Papua, menyoal perekrutan karyawan pada Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme Kamoro (YPMAK). 

Sejumlah pemuda dan tokoh Amungme mendatangi Kantor YPMAK, di gedung Multy Purpose and Community Center (MPCC), lokasi penerimaan berkas karyawan yayasan itu, pada Senin (10/2). 

Mereka mempertanyakan perekrutan karyawan YPMAK yang dinilai kurang disosialisasikan sehingga belum diketahui seluruh masyarakat Amungme – Kamoro, meski pun telah diumumkan di sejumlah media massa lokal.  

Di samping itu, OKIA menganggap perekrutan karyawan yang dibuka secara umum telah merampas hak-hak dasar orang asli Amungme – Kamoro, serta lima suku kekerabatan lainnya. 

"Harusnya ini ada kekhususan, penerimaan khusus untuk orang Amungme – Kamoro, tidak dibuka secara umum," kata Ketua OKIA Raimondus Kelanangame.

Raimondus mengatakan, sudah begitu banyak pemuda Amungme – Kamoro termasuk lulusan sarjana yang dibiayai LPMAK/YPMAK sendiri, kini menjadi pengangguran. 

"Sesuai dengan nama yayasan, yaitu Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme Kamoro, bagaimana anak-anak asli itu harusnya diberdayakan disini," katanya.

 

alt text

 

Atas protes tersebut, OKIA meminta waktu untuk bertemu dan berdiskusi dengan tim formatur atau yang melakukan perekrutan baik dari unsur YPMAK maupun PT Freeport Indonesia (PTFI). 

"Ini harus dibicarakan, jangan justru LPMAK bersama-sama dengan Freeport malah mencetak pengangguran. Kita mau masuk di Freeport saja susah, apalagi di pemerintahan. Sekarang LPMAK lagi," sesal Raimondus. 

Menurut dia, jika memang ada kualifikasi keahlian khusus di bidang tertentu, tidak menjadi masalah dibuka secara umum. Namun tidak jika sepanjang itu bisa dikerjakan oleh anak-anak Amungme – Kamoro. 

"Sekali lagi bahwa mottonya kan untuk memberdayakan anak-anak asli Amungme – Kamoro secara khusus, dan secara umum lima suku lainnya," tandas Raimondus.

Adapaun lembaga (LPMAK), pengelola dana kemitraan PT. Freeport Indonesia membuka penerimaan karyawan menyusul perubahan nama menjadi yayasan (YPMAK). 

Pada November 2019 lalu, Tim Transisi Bidang Pembentukan Yayasan Baru (TTBPYB) yang berjumlah 25 orang telah menetapkan empat orang Badan Pengurus (YPMAK).

Empat orang yang terpilih sebagai Badan Pengurus YPMAK, yakni Vebian Magal sebagai Direktur, Nur Ifa Karupukaro sebagai Wakil Direktur Perencanaan Program, Yohan Olievier Wambrauw sebagai Wakil Direktur Pemantauan dan Evaluasi Program, dan Johanna Julianan Saidui sebagai Sekretaris.

Empat orang yang ditetapkan sebagai Badan Pengurus YPMAK, akan bekerja untuk masa bakti 2019-2024.

Reporter: Sevianto
Editor: Batt

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *