TIMIKA | Sebanyak 1500 lebih warga dari empat kampung di Distrik Tembagapura, Mimika, Papua telah dievakuasi ke Timika menyusul teror penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) beberapa hari terakhir.
Diantara ribuan warga tersebut, tentu ada anak-anak yang masih berusia sekolah. Lalu bagaimana dengan aktivitas belajar mereka?
Anggota DPRD Mimika, Yulian Solossa menyoroti persoalan ini. Ia meminta
Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika segera menyekolahkan anak-anak tersebut di yang hingga kini belum diketahui berapa jumlahnya.
Ia menyesalkan kejadian yang terjadi di Tembagpura, karena merugikan anak-anak.
"Saya menyesal dengan kejadian itu, kenapa harus terjadi. Sehingga yang korban adalah anak-anak bangsa yang mereka akan meneruskan pembangunan di tanah ini," katanya kepada wartawan di Kantor DPRD Mimika, Selasa (10/3).
Ia berharap dinas pendidikan segera melakukan pendataan terhadap anak-anak tersebut, karena sesuai kalender pendidikan, anak-anak akan memasuki masa ujian.
"Secara pribadi saya harap dinas pendidikan harus mendata sekian anak yang turun dari Tembagapura ini, langsung masuk di beberapa sekolah, kalau TK masuk TK, SD masuk SD. Karena ini sudah masa persiapan untuk ujian sekolah," tuturnya.
Menurut Yulian, sebagian besar anak-anak yang turun dari perkampungan Distrik Tembagapura ini merupakan siswa SD dan SMP. Sehingga dinas diharapkan bisa mengambil langkah cepat.
"Kita tidak bisa tunggu anak itu dia korban dulu baru kita bawa, kalau boleh sekarang sudah mulai bergerak untuk mendata sekaligus melihat," tuturnya.
Lebih lanjut, Yulian mengatakan dinas harus melakukan pendekatan ke sekolah-sekolah di Kota Timika menampung anak-anak tersebut.
Terkait dengan warga yang telah terbagi ke beberapa loksi di Kota Timika, Yulian berharap agar anak-anak bisa dimasukkan di sekolah terdekat di tempat tinggalnya saat ini. Hal ini juga kata dia, bukan hanya tugas di dinas penndidikan untuk mendata, tetapi juga stakeholder terkait mulai dari tingkat RT, kelurahan, kampung hingga distrik.
"Jadi anak-anak yang sudah ke beberapa lokasi dibagi ke sekolah sekolah terdekat baik negeri maupun swasta," katanya
Lanjutnya, semua pihak tidak bisa lagi menunda hal ini sampai waktu satu hingga dua bulan kedepan. Mengingat waktu ujian yang sudah dekat.
"Kalaupun dia tinggal di Mapurujaya, dia sekolah disitu, begitu juga di kota. Ini perlu ada instruksi dari dinas pendidikan," kata Yulian.
Reporter: Anya Fatma
Editor: Misba Latuapo
Tinggalkan Balasan