Pasca Lima Warga MD di Jita, Dinkes Panggil Kapus Bertanggungjawab

Pasca Lima Warga MD di Jita, Dinkes Panggil Kapus Bertanggungjawab

TIMIKA | Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika, Papua membenarkan telah menerima laporan terkait kekosongan petugas kesehatan di Puskesmas Jita dalam beberapa bulan terakhir.

Kekosonganan petugas kesehatan tersebut mengakibatkan  lima warga dilaporkan meninggal dunia karena tidak memperolah perawatan ketika sakit.

Sekretaris Dinkes Mimika Reynold Ubra mengatakan, pihaknya telah menerima informasi ini pada tanggal 2 Oktober 2017 dari Kepala Kampung Kamapri, Distrik Jita, kemudian tanggal 5 Oktober 2017 disampaikan langsung oleh Kepala Distrik Jita.

“Sejak pertama kali informasi ini kami terima, saya sudah meminta Kepala Seksi Wabah dan Bencana dan bahkan telah mempertemukan langsung dengan Kepala Kampung Kamapri, supaya segera ditindaklanjuti dalam kesempatan pertama,” kata Reynold kepada seputarpapua.com, Jumat (6/10).

Setelah menerima laporan dari Kepala Distrik Jita pada tanggal 5 Oktober 2017, Reynold telah memerintahkan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan untuk memanggil Kepala Puskesmas Jita agar mempertanggungjawabkan laporan kejadian tersebut.

“Kemudian memerintahkan petugas kesehatan agar kembali ke tempat tugas. Hari Jumat (hari ini) tanggal 6 Oktober 2017 tenaga kesehatan akan kembali ke tempat tugas di Jita menggunakan pesawat,” tandasnya.

Ia menegaskan, pihaknya tidak akan memberikan toleransi kepada para tenaga kesehatan yang mangkir dari tempat tugas. Apalagi pada kejadian di Jita, dimana dilaporkan lima warga harus meregang nyawa selama kekosongan petugas kesehatan di sana.

“Kami akan menindak tegas para tenaga kesehatan yang mangkir dari tempat tugas sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya.

Sebelumnya, sebanyak lima warga Kampung Pece, Distrik Jita, Kabupaten Mimika, Papua, dilaporkan meninggal dunia dalam kurun waktu tiga bulan terakhir dimana terjadi kekosongan tenaga kesehatan di wilayah itu.

“Kita kecewa dengan tidak adanya petugas kesehatan selama tiga bulan lebih ini. Ada yang sakit parah sampai meninggal itu lima orang,” kata Kepala Suku Sempan Timur, Agus Otanafake, Rabu (4/10).

Menurut Agus, rata-rata warga yang meninggal dunua merupakan orang dewasa dan sebagian besar dari mereka yang mengidap penyakit Malaria.

Ia mengungkapkan, petugas kesehatan terakhir berada di Distrik Jita pada saat upacara 17 Agustus 2017 lalu dan setelah itu tidak pernah terlihat lagi. Kepala Puskesmas juga tidak pernah menjalin komunikasi dengan masyarakat setempat.

Advertisements

“Mereka kalau datang itu hanya satu-dua hari saja,” ungkap Agus.

Sementara itu, Kepala Sekolah SD Inpres Jita, Juwita Bietsh mengatakan, tidak hanya warga yang sakit sampai meninggal dunia, beberapa guru yang bertugas di Kampung Pece juga sering mengalami sakit-sakitan.

“Ada memang guru-guru yang sering sakit, tapi mau bagaimana tidak ada petugas di Puskesmas dan kalau mau ke Timika juga jauh,” kata Juwita saat diwawancarai seputarpapua.com. (rum/nft/SP)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan