Cahaya Kecil dari SATP Melangkah untuk Masyarakat Mimika

Prosesi penamatan siswa-siswi SATP Mimikanyang digelar pada Sabtu (27/5/2023) di Sport Hall SATP Mimika. (Foto: Mujiono/Seputarpapua)
Prosesi penamatan siswa-siswi SATP Mimikanyang digelar pada Sabtu (27/5/2023) di Sport Hall SATP Mimika. (Foto: Mujiono/Seputarpapua)

TIMIKA | 144 anak tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) tamat sekolah. Kegiatan penamatan digelar di Sport Hall SATP Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Sabtu (27/5/2023).

SATP merupakan sekolah yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Lokon (YPL), mitra pendidikan dari Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia.

Tamatan SATP terdiri dari SMP sebanyak 107 peserta didik, sementara tingkat SD sebanyak 37 peserta didik. Mereka hadir dengan seragam berwarna merah bagi tingkat SD dan biru tua bagi peserta didik SMP, lengkap dengan toga dan topinya.

Mereka duduk dibagi menjadi dua baris tidak jauh dari panggung, sementara para tamu undangan dan orangtua duduk berjarak dua meter dari mereka, seolah mereka hari ini adalah bintang yang patut disaksikan.

Sesuai dengan tema penamatan ‘Be The Light’, siswa-siswi diharapkan dapat menjadi cahaya kecil dari SATP untuk masyarakat Mimika.

Cahaya kecil, karena peserta didik yang tamat SD baru memulai langkahnya menuju SMP, dan SMA bagi yang SMP. Mereka merupakan generasi penerus yang akan menggantikan generasi saat ini.

Kegiatan penamatan penuh dengan pertunjukan mulai dari pembacaan puisi, marching band, hingga seni belada diri kung fu yang seluruhnya dilakukan oleh anak-anak SATP, generasi muda suku Amungme dan Kamoro juga lima suku kekerabatannya.

Kepala Sekolah SATP, Johana Tnunay dalam sambutannya menyampaikan rasa kebanggaanya kepada para peserta didik yang hari ini tamat sekolah.

Johana mengatakan, di era globalisasi peserta didik khususnya yang tamat SMP dan akan melanjutkan ke SMA untuk berpegang teguh kepada apa yang telah ditanamkan oleh sekolah selama di asrama, dan tidak terseret arus negatif perkembangan teknologi.

“Kalian mungkin telah selesai dari yang SD ke SMP, dan SMP ke SMA/SMK, tetapi ini bukanlah akhir kalian belajar, kemudian merasa cukup dan bangga. Kami berharap kalian dapat belajar ke jenjang lebih tinggi, semoga apa yang kalian cita-citakan dapat tercapai,” tegasnya.

Johana menyebut, kesuksesan dan prestasi yang akan anak-anak raih kedepan pastinya akan mengharumkan nama almamater.

Advertisements

Sementara Wakil Direktur Program dan Monitoring dan Evaluasi YPMAK, Nur Ihfa Karupukaro saat ditemui usai kegiatan menyebutkan, pihaknya akan terus mendukung SATP dan Yayasan Pendidikan Lokon selaku pengelola sekolah bermodel asrama tersebut.

“Harapan YPMAK sebagai orangtua dari anak-anak yang dititipkan di SATP, mereka mendapatkan pendidikan yang baik, profesional, dan dapat bersaing diluar (dari Mimika),” katanya.

Ihfa berpesan kepada anak-anak SMP yang tamat hari ini untuk terus menjaga sikap dan perilaku, juga tidak mudah terpengaruh dengan dunia di luar asrama.

Advertisements

“Kami juga tahu bahwa diluar ini ada banyak sekali hal-hal yang positif maupun negatif. Kami berharap dengan adanya bimbingan dalam asrama (SATP) selama ini, dari guru-guru maupun pendamping, bahwa sudah memberikan bekal kepada anak-anak kita supaya bisa menjalankan hidup secara mandiri diluar,” ucapnya.

Ihfa pun mengungkapkan pihaknya bangga dengan pencapaian yang telah diraih YPL dan SATP selama 17 tahun bekerjasama.

“Hasilnya sudah kita buktikan, direktur kami (YPMAK) adalah angkatan pertama dari kemitraan PT Freeport dengan YPMAK. Direktur kita menjadi alumni dari YPL di Lokon,” ungkapnya.

Advertisements

Bukti capaian lain YPL mengelola SATP adalah anak-anak menjadi pribadi yang lebih mandiri.

“Kita lihat tadi penampilan anak-anak, tampil dengan leluasa dan tidak takut, dan kaku, mereka sudah menjadi pribadi yang luar biasa,” kata Ihfa.

Ia menilai kepercayaan diri dan kemandirian tersebut karena kerjasama dengan YPL yang mau meningkatkan tidak hanya pendidikan, tetapi juga etika dan perilaku anak.

Kepala Umum YPL, Daniel Korompis menjelaskan, menurut sejarah, pihaknya telah bekerjasama dengan YPMAK dan SATP selama 20 tahun lamanya, dimulai dari angkatan pertama yang dikirim ke kantor mereka di Tomohon, Sulawesi Utara untuk menempuh pendidikan.

Advertisements

“Baru empat tahun terakhir ini kami diberikan kesempatan oleh YPMAK untuk mengelola kampus ini (SATP), tentunya kita bawa standar yang di Lokon (kantor YPL di Tomohon) untuk dibawa kesini,” terangnya.

Ketua YPL bahkan mengaku mendapat inspirasi ketika pihaknya menangani anak-anak Papua di SATP, yakni pendidikan di Papua haruslah disesuaikan dengan kontekstual Papua.

“Pilar-pilarnya yang paling dasar itu anak harus sehat dan kenyang, itu sangat penting jika orangtua melihat, apalagi anak berkembang dengan baik, makanya animo orangtua besar untuk menyekolahkan anaknya disini,” paparnya.

Daniel mengungkapkan pilar lain yang ditanamkan oleh YPL ke SATP adalah anak-anak harus mempunyai kepercayaan diri, bermartabat dan beriman.

Sedangkan Vice Presiden Community Development PTFI, Nathan Kum melalui Group Leader PFC PTFI, Lita Karubaba, pada sambutannya mengatakan bahwa lulusan sebanyak 144 siswa-siswi di SATP merupakan pencapaian luar biasa dan menjadi titik perjalanan baru bagi pendidikan anak-anak. Dimana mereka telah menunjukkan dedikasi ketekunan dan semangat belajar yang tinggi. Sehingga kini mereka siap untuk melangkah ke jenjang pendidikan selanjutnya.

“Kami ucapkan terima kasih kepada para orang tua dan guru serta para pihak yang telah memberikan dukungan bimbingan inspirasi kepada siswa-siswi. Keberhasilan mereka tidak terlepas dari peran besar yang telah kita lakukan,” ucapnya.

Kata dia, hari ini adalah awal dari babak baru dalam perjalanan siswa-siswi. Sebab didepan terbentang berbagai peluang dan tantangan yang menarik. “Jadikanlah momen ini untuk mengejar impian dan cita-cita. Ingatlah keberhasilan bukan tujuan akhir, tapi perjalanan yang harus ditempuh dengan tekun dan penuh semangat serta percaya diri,” ujarnya.

PT Freeport Indonesia terus berkomitmen lewat dana kemitraan yang dikelola YPMAK dan fokus pada program pendidikan yang baik bagi anak-anak Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan lainnya sehingga mampu menciptakan generasi Papua yang cerdas, berkualitas, bagi perkembangan Kabupaten Mimika.

“Freepot terus memastikan bahwa program bagi masyarakat asli sebagai prioritas. Karenanya Freeport terus bersinergi dengan beberapa pemangku kepentingan Pulai Pemda Kabupaten Mimika, lembaga adat, gereja, dan tokoh masyarakat,” ungkapnya.

Seorang peserta didik yang merupakan anak Amungme, Jerens Beanal, mengaku bersyukur bisa bersekolah di SATP.

“Saya sudah lulus, dan saya akan melanjutkan studi saya di Semarang, karena sudah menyelesaikan di tingkat SMP. Pesan saya untuk teman-teman semuanya (yang masih bersekolah di SATP) semangat terus berjuang terus untuk meraih cita-cita,” ucapnya usai acara penamatan.

Jerens juga mengapresiasi pola pendidikan dan fasilitas yang ada di SATP yang menurutnya lengkap.

“Pembelajarannya bagus, fasilitasnya lengkap dan mata pelajarannya juga sangat banyak, dan itu kami sangat senang, karena itu kami bisa belajar dengan baik. Kami tidak membutuhkan apa-apa karena sudah lengkap di sini. Gurunya ada yang baik, ada yang tegas, pokoknya banyak,” ungkap Jerens yang ingin menjadi insinyur pertambangan itu.

Jerens pun berharap SATP terus maju. Dan bagi guru-guru diminta tetap semangat mengajar adik-adiknya yang masih SD, begitu pula mereka yang masih sementara menyelesaikan SMP.

Pernyataan senada juga disampaikan peserta didik lain, Angelina Magal. Menurutnya banyak pengalaman yang didapatkan di SATP.

“Banyak pengalaman yang saya dapatkan bersama teman-teman, guru, pembina, dan karyawan lainnya,” ujarnya saat ditemui dikesempatan yang sama dengan Jerens.

Angelina mengungkapkan akan melanjutkan pendidikan ke SMA di Lokon, atau kantor YPL yang berada di Tomohon.

“Harapan saya kedepannya SATP bisa bangun SMA untuk teman-teman juga.
Pembelajaran yang kami dapatkan kami merasa senang dan bersyukur,” katanya.

Angelina pun menyampaikan mimpinya yang ingin menjadi seorang reporter, karena ia pernah mendapat juara dua ketika mengikuti perlombaan.

“Saya ingin menjadi reporter, karena keinginan dan pengalaman saya yang selama ini mengikuti perlombaan reporter,” tutupnya.

Dolfina Waliangger, orangtua dari siswi Gabriela Janampa mengatakan, anaknya akan melanjutkan sekolah tingkat SMA ditempat yang sama dengan Angelina.

Ditanya soal perasaanya ketika melihat anaknya lulus, Dolfina mengaku bangga dan terharu.

“Rasa bangga, terharu, bersyukur, semuanya campur aduk. Khusus untuk SATP, terimakasih untuk guru-guru, pembina, semua yang sudah mendidik anak-anak kami hingga akhir, sekarang sudah selesai,” katanya.

“Dan mewakili orangtua kami tidak bisa memberikan apa-apa, hanya rasa terima kasih kepada pembina, dan guru-guru, karyawan SATP yang sudah membimbing dan mengajar anak-anak kami,” imbuhnya.

Suasana haru pecah usai kegiatan penamatan itu, terlihat adik-adik kelas yang satu asrama memeluk erat mereka yang akan melanjutkan ke jenjang SMA.

Saat pelukan semakin erat, air mata mengalir dipipi mereka seolah tanda perpisahan itu harus terjadi dan tidak terhindarkan.

Seperti diketahui, selain sumbangsih generasi muda Papua yang unggul, SATP yang berada dibawah naungan YPMAK juga menyumbang kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kondisi Papua, yakni kurikulum berbasis kehidupan kontekstual Papua.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan