Hampir 80 Persen Warga Tionghoa di Mimika Sebagai Pengusaha

Bundaran Timika Indah yang dihiasi lampion Imlek oleh HPKT beberapa waktu lalu. (Foto: Saldi/Seputarpapua)
Bundaran Timika Indah yang dihiasi lampion Imlek oleh HPKT beberapa waktu lalu. (Foto: Saldi/Seputarpapua)

TIMIKA | Ketua Himpunan Peduli Kasih Tionghoa (HPKT) Rusli Gunawan menyebut, hampir 80 persen warga Tionghoa di Kabupaten Mimika, Papua Tengah berprofesi sebagai pengusaha.

Rusli Gunawan menjelaskan bahwa jumlah warga Tionghoa di Mimika yang terdaftar sebanyak 128 kepala keluarga (KK) dengan jumlah jiwa sekitar 600 orang.

“Mungkin dari semua kerukunan di Mimika warga kita yang paling sedikit, mungkin ada beberapa tenaga dokter kemudian di Freeport, tapi hampir 80 persen warga kita semua pengusaha,” jelas Gunawan yang ditemui pada Kamis, 19 Januari 2023.

Meski jumlahnya sedikit, tetapi dengan profesi sebagai pengusaha, warga Tionghoa ikut berkontribusi dalam bidang ekonomi di Mimika seperti pengadaan bahan pokok makanan, kebutuhan bahan bangunan, elektronik dan lainnya, yang tentu membantu menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Menjelang momen Tahun Baru Imlek 2574 yang jatuh pada hari Minggu, 22 Januari 2023 mendatang, HPKT telah melaksanakan beberapa kegiatan-kegiatan sosial seperti donor darah, kunjungan ke SD Negeri Poumako membagikan seragam dan ATK, serat berkunjung ke Lapas Kelas II Timika.

Tidak hanya itu, warga Tionghoa juga membersihkan dan melakukan pengecatan tiga bundaran yang ada di Mimika mulai dari Bundaran Timika Indah, Bundaran Mimika Smart City (bundaran Petrosea) dan bundaran SP 2 yang sekaligus memasang lampion-lampion imlek.

Pada hari Minggu nanti perayaan imlek, kata Gunawan, tetap akan dilaksanakan di kediaman masing-masing warga Tionghoa, namun nantinya juga akan diselenggarakan syukuran meriah pada saat Cap Go Meh di tanggal 5 Februari 2023 bertempat di gedung Eme Neme Yauware.

“Jadi akhir dari Imlek ada istilah Cap Go Meh. Jadi Cap Gomeh itu 15 hari setelah hari H nya imlek. Dan ini memang kita buat agak sedikit oke karena sejak Covid 19 tidak ada kegiatan,” ungkapnya.

Selain itu, HPKT yang sudah terbentuk selama 16 tahun yang lalu, akan diubah namanya menjadi Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) yang merupakan turunan dari pusat di tanggal 5 Februari nanti, sekaligus penerimaan SK yang sudah diurus di Kesbangpol.

“Sebab PSMTI itu adalah satu paguyuban yang memang sudah terdaftar secara nasional di pusat. Jadi itu skopnya luas secara nasional. Supaya kalau ada apa-apa disini kita bisa minta bantuan hukum. Kita bisa berpartisipasi dengan mereka disana, ada bencana, bisa saling mensupport,” pungkasnya.

 

penulis : Kristin Rejang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *