KM Bulu Saruang Karam di Muara Sungai, 6 Kru Selamatkan Diri

MERAUKE | Kecelakaan kapal nelayan kembali terjadi di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Kali ini KM Bulu Saruang tenggelam di perairan Merauke, tepatnya di muara sungai Maro yang berjarak beberapa mil dari pelabuhan setempat, Rabu (6/7/2022) dini hari.

Dalam musibah tersebut, enam awak kapal, termasuk nahkoda berhasil menyelamatkan diri dengan cara naik ke atas atap kapal hingga datang pertolongan dari tim SAR Merauke untuk melakukan evakuasi terhadap para korban.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Merauke, Supriyanto Ridwan, mengatakan musibah itu dilaporkan seorang warga bernama Jamal kepada petugas siaga SAR Merauke pada Selasa dini hari sekitar pukul 03.40 WP.

“Kami langsung merespon dengan meluncurkan 1 Rigid Inflatable Boat berisi tim penolong berjumlah 4 orang untuk melakukan upaya pertolongan,” kata Ridwan.

Saat tim tiba di lokasi kejadian, kata Ridwan, tim SAR melihat setengah badan KM Bulu Saruang sudah terendam air.

Kapal nelayan ini mengalami kecelakaan karena terjadi kebocoran pada salah satu bagian di badan kapal.

“Saat itu air sedang surut, sehingga cukup menyulitkan proses evakuasi. Tim kami harus ekstra hati-hati saat mendekat ke kapal korban karena cukup dangkal disitu, takutnya boat kami juga kandas,” kata dia.

Meneruskan keterangan nahkoda KM Bulu Saruang, Ridwan menjelaskan bahwa kapal nelayan itu hendak berlabuh di dermaga, setelah lebih dari sepekan menangkap ikan di perairan Merauke. Namun nahas, dalam perjalanan ke dermaga, kapal tersebut kandas pada jalur yang dangkal.

“Mereka sudah berusaha mundur, tapi sulit dan akhirnya kapal bocor. Air mulai masuk dari bagian yang bocor itu,” terang Ridwan.

“Kebetulan di dekat mereka, ada KM Lati Mojong yang kemudian menghubungi Jamal untuk meminta bantuan ke SAR. Seluruh awak kapal berhasil dievakuasi dan tidak ada dari mereka yang mengalami cedera serius,” sambung Ridwan.

Berikut identitas kru KM Bulu Saruang yakni Baharuddin sebagai nahkoda, selanjutnya Anjas, Hadir, Riski, Hamka dan Naba selaku anak buah kapal.

penulis : Emanuel

editor : Aditra