TIMIKA | Kontingen Pesta Paduan Suara (Pesparawi) asal Kabupaten Mimika yang mewakili Provinsi Papua di kancah Nasional merasa tidak diperhatikan oleh Lembaga Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejawi Daerah (LPPD) dan Pemerintah setempat.
Mewakili peserta, Obeth Kaigere yang merupakan peserta Paduan Suara Dewasa Campuran (PSDC) mengungkapkan sejak tahap persiapan, pihaknya kurang mendapatkan perhatian dari LPPD.
Di Timika dalam proses persiapan, Obeth menjelaskan pihak LPPD Kabupaten maupun Provinsi tidak datang berkunjung melihat persiapan tim.
Begitupun terkait kostum, Obeth bercerita mengenai kostum dan sepatu antara Provinsi dan Kabupaten saling lempar tanggung jawab.
“Provinsi malah minta Kabupaten untuk tanggulangi kostum, tapi dari Kabupaten bilang kita pakai kostum lama. Kita bilang tidak bisa event nasional kok masa kita pakai kostum lama,” Kata Obeth kepada Seputarpapua.com, Senin (27/6/2022).
Akhirnya, para peserta khususnya di Timika sempat mencari dana dengan menjual ikan dan kue.
“Jadi hasilnya kami DP kain, begini dari LPPD Kabupaten dengar kami ada DP kain, akhirnya mereka datang dan bilang mau bantu kostum dan sepatu. Itu (DP baju) inisiatif kami karena menurut kami lembaga sangat lambat sementara event sudah didepan mata, sehingga ini sangat disayangkan. Kalau tiket sudah aman, ditanggung oleh LPPD provinsi,” ungkap Obeth.
Dalam proses latihan juga, tiket pelatih yang datang dan melatih PSDC di Timika kata Obeth, terpaksa ditanggung oleh peserta dari uang hasil pencarian dana.
Saat berangkat pun, kata Obeth mereka tidak diberikan uang saku oleh LPPD Provinsi.
Setibanya di Jogja, mereka akhirnya tampil pada tanggal 23 Juni 2022 dan mendapatkan prestasi gold peringkat ke 11.
Usai melaksanakan perlombaan, Obeth mengklaim bahwa tiket kepulangan mereka adalah tanggal 28 sementara mereka sudah harus check out dari hotel sebelum tanggal tersebut.
Saat ini, peserta PSDC telah keluar dari hotel dan mencari tempat tinggal yang murah untuk sementara sambil menunggu besok mereka akan berangkat kembali ke Timika.
“Kami keluar dari hotel kami harus cari makan sendiri, tinggal di hotel biayanya kita pakai dana yang kita cari dana jualan itu. Makan juga cari sendiri sampai nanti besok ini kita rencana hitung-hitungan lagi naik grab, ke stasiun, kita seperti anak ayam kehilangan induknya,” ujar Obeth.
Bahkan, kata Obeth ada dua teman mereka yang sakit dan satu peserta sudah sembuh sementara yang satunya lagi kini sedang dirawat di rumah sakit.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis