Mengenal Stevanus Degey Pemenang Desain Logo Provinsi Papua Tengah dan Filosofinya

Stevanus Degey
Stevanus Degey

Saat ini Provinsi Papua Tengah telah resmi memiliki logo usai diumumkan oleh Penjabat (PJ) Gubernur Papua Tengah, Ribka Haluk, 6 Maret 2023 di Aula Pemprov Papua Tengah di Jalan Merdeka, Nabire.

Sayembara desain logo ini dibuka secara terbuka hingga akhirnya mendapatkan pemenang.

Desain dari Stevanus Degey berhasil memenangkan hati juri dan keluar sebagai pemenang sehingga hasil desainnya akan digunakan sebagai logo resmi Provinsi Papua Tengah dan akan dikenang sepanjang masa.

Tanggal 6 Maret 2023 merupakan hari yang paling dikenang oleh Stevanus Degey karena merupakan hari bersejarah, dimana hasil karyanya akan terpampang di semua unsur yang berhubungan dengan Provinsi Papua Tengah.

Pemuda yang berasal dari Kampung Putaapa, Distrik Mapia Tengah, Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua Tengah ini bercerita kepada Seputarpapua.com tentang rasa bahagia dan bangga dengan hasil yang dicapainya.

Lahir di Putaapa 27 November 1986, Stevanus memang punya kegemaran menggambar sejak dulu.

Menghabiskan waktu sekolah di SD YPPK Donbosco Modio pada 1996, lalu lanjut ke SMP Negeri I Mapia pada 1999, dan SMA YPPGI Nabire pada 2004 dan menyelesaikan perkuliahannya di Universitas Negeri Semarang tahun 2010, Stevanus kini telah menjadi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN).

Dengan hobi menggambarnya, ia kerap mengisi kekosongan waktu usai menjalankan tugas sebagai ASN di Kabupaten Dogiyai.

“Saya suka gambar hanya cari kesibukan saja bukan yang besar-besar tapi hanya hobby,” kata pria yang sudah menjadi ASN sejak tahun 2005 saat diwawancarai Seputarpapua.com, Rabu (8/3/2023).

Tidak hanya sekedar mendesain, ia mencoba memikirkan konsep dengan berbagai filosofi lalu dituangkan dalam gambar secara manual di sebuah kertas selama satu minggu.

Stevanus menjelaskan mengenai makna dari filosofi logo yang ia desain. Dimana jika dilihat Provinsi Papua Tengah kata Stevanus merupakan salah satu provinsi yang unik dari segi geografis yang begitu luas, pegunungan yang panjang, memiliki dua kawasan pesisir yakni pesisir selatan dan utara.

Dari sisi geografisnya, Papua Tengah terdapat pegunungan yang sampai puncaknya terdapat salju yang juga digambarkan di dalam logo gunung yang diselimuti salju pada puncaknya. Hal ini dikarenakan gunung bersalju memang terletak di beberapa Kabupaten yang ada di Papua Tengah.

Ada juga di dalam logo digambarkan dataran rendah, perbukitan, lembah dan pesisir pantai yang otomatis memikiki potensi kekayaan alam. Dimana ia mencoba menggambarkan dua ikan sebagai simbol Hiu Paus yang terkenal berada di Nabire, sama seperti di pegunungan Mimika yang dikenal dengan tambang emas Freeport semua digambarkan didalam logo tersebut.

Putra dari pasangan Dekeigawi Degey dan ibu Bagehemaga Kotouki ini mendesain logo dengan menggambarkan aspek kultural, dilambangkan dengan Noken, Kapak Batu, dan Alat Tokok Sagu.

“Karena ini dipakai secara umum baik masyarakat pesisir maupun pegunungan, sebagai simbol budaya juga menjelaskan unsur ekonomis karena merupakan salah satu alat penunjang ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.

Ia tidak menambahkan unsur honai sebagai rumah karena rumah di Papua berbagai versi yang berbeda-beda, misalnya di pegunungan bagian Timur menggunakan honai sementara di daerah pesisir seperti di Timika rumahnya berbentuk panggung.

“Jadi rumah itu banyak versi jadi kalau ditambahkan dalam logo terkesan ramai, sehingga noken, kapak batu, dan tokok sagu tentunya semua umum jadi ada unsur budayanya juga,” ungkapnya.

Ada pula unsur dari aspek Nasionalis yang dituangkan di dalam logo tersebut yakni perisai segi lima yang melambangkan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.

Ada pula gambar bintang sebagai simbol sila pertama yakni Ketuhanan yang maha Esa, kemudian ada rantai emas yakni kemanusiaan yang adil dan beradab, padi dan kapas yakni sila kelima yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Semua lambang itu dari landasan ideologi pancasila, nah dari segi hukumnya, jumlah padi dan kapas itu, untaian kapas yang berjumlah 17, ruas padi sebanyak 45 dan pengikat antara padi dan kapas sebanyak 8 sebagai simbol tanggal bulan tahun kemerdekaan NKRI, lalu ada angka tahun 2022 merupakan tahun pembentukan Provinsi Papua Tengah,” jelasnya.

Dari aspek pemerintahaannya, Stevanus menerangkan ia menambahkan unsur Cenderawasih yang merupakan lambang kehadiran pemerintah Provinsi Papua Tengah dimana sudah ada masterplannya Provinsi Papua Tengah yang berada di leher Cenderawasih.

Stevanus bercerita sesuai laporan panitia, jumlah peserta awal lebih dari seribu orang, lalu mengikuti tahapan hingga tersisa sekitar 400 lebih, kemudian disaring lagi hingga mendapatkan 5 besar.

Lima besar ini diundang untuk melakukan presentasi di depan Pj Gubernur Papua Tengah, juga para tim juri yang berasal dari 8 perwakilan kabupaten dan satu orang dari Dirjen Otonomi Kementerian Dalam Negeri.

“Malam sebelum diumumkan, kami juga diberikan kesempatan untuk memaparkan filosofi singkat di hadapan Pj. Gubernur Papua Tengah, Pj Sekda, para juri, pejabat unsur Papua Tengah dan para undangan,” jelasnya.

Ketika mendengar terpilih sebagai pemenang, ia merasa bersyukur kepada Tuhan karena berkat Tuhan ia bisa menjadi yang pertama.

Ia juga berterimakasih kepada semua keluarga yang sudah membantu memberikan dukungan, terkhusus bagi istri tercinta Stepina Boga, dan kedua anaknya Natalia Dekime Degey dan Rafael Dekeigawi Degey.

“Saat itu saya merasa bangga, bahagia dan percaya diri bahwa dengan begitu tahapan yang ketat dan peserta yang jumlah banyak tapi saya bisa menangkan itu memang saat itu saya bersyukur dan bangga secara pribadi dan keluarga,” ungkapnya.

Total hadiah yang diterima oleh Stevanus sebesar Rp50 juta, disusul pemenang ke dua mendapatkan Rp35 juta, ke tiga mendapatkan 30 juta, dan 22,5 juta untuk juara 4 dan 5.

“Jadi yang hadiah yang saya dapat ini karena ini satu prestasi atau berkat yang karena semua dukungan keluarga saya mau bagikan ke keluarga supaya sama-sama merasakan kegembiraan dan rasa syukur,” ujarnya.

Ia berharap Provinsi Papua Tengah berkembang sesuai dengan tujuan pemekaran provinsi yakni melayani masyarakat lebuh dekat, lebih bisa menjangkau masyarakat hingga ke pelosok.

“Sehingga dengan tujuan yang ada, berdasarkan semua potensi yang ada di Provinsi Papua Tengah, dapat dikelola dengan baik oleh pemerintah dan lebih lebih bisa dibangun yang pertama adalah SDM supaya bisa kelola sumber daya alam sehingga tujuan pemekaran Provinsi bisa tercapai,” pungkasnya.

Untuk diketahui beberapa waktu ini beredar desain logo yang menurut Stevanus bukan merupakan hasil karyanya.

Desain logo yang sebenarnya telah dikirimkan secara langsung oleh Stevanus kepada Seputarpapua.com dan diterbitkan.

” Dan logo pemenang saya ini belum final tapi akan dilakukan penyempurnaan dan modifikasi oleh panitia, bersama tim juri dan kami 5 orang pemenang, selanjutnya akan konsultasi bersama rancangan pergub ke kementerian dalam negeri. Setelah mendapat persetujuan dari pusat selanjutnya akan ditetapkan oleh pemerintah provinsi Papua Tengah,” katanya

penulis : Kristin Rejang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *