OKIA Demo ke YPMAK Masalah Pendidikan, Vebian Magal: Aspirasi akan Dibawa dalam Rapat Pembina

Aksi demo damai masalah pendidikan dilakukan massa dari OKIA dan orangtua di Kantor YPMAK. (Foto: Mujiono/Seputarpapua)
Aksi demo damai masalah pendidikan dilakukan massa dari OKIA dan orangtua di Kantor YPMAK. (Foto: Mujiono/Seputarpapua)

TIMIKA | Ratusan masa gabungan dari Organisasi Kaum Intelektual Amungsa (OKIA) dan para orangtua, Selasa (29/8/2023), melakukan aksi demo ke Kantor Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) terkait masalah pendidikan.

Ratusan massa awalnya mendatangi kantor 1 dan 2 YPMAK yang beralamatkan di jalan Ahmad Yani, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. Di kantor tersebut, massa membentangkan spanduk bertuliskan ‘OKIA Mempertanyakan Kepada PTFI dan YPMAK Bagaimana Nasib Generasi Anak-anak Amungme-Kamoro tentang Pendidikan’.

Setelah melakukan pemasangan spanduk, dengan pengawalan aparat kepolisian dari Polres Mimika, massa kembali bergerak menuju kantor 2 dan 3 YPMAK di jalan Yos Sudarso.

Di situ massa menyampaikan aspirasi melalui orasi-orasi baik dari perwakilan OKIA maupun orangtua dari anak-anak Amungme-Kamoro yang belum mendapat kesempatan menerima beasiswa program YPMAK guna melanjutkan pendidikan.

YPMAK sendiri diketahui merupakan yayasan pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia (PTFI).

Koordinator lapangan aksi demo ini, Nalio Jangkup, mengatakan bahwa kedatangan mereka bertujuan mempertanyakan terkait pemberlakuan pembatasan perekrutan peserta program beasiswa YPMAK. Dimana, 3.000 kuota peserta beasiswa tidak sebanding dengan produksi PTFI yang menurutnya terus meningkat. Sehingga haal itu harus ada penjelasan dari pengurus, pengawas, dan pembina YPMAK untuk memberikan penjelasan yang detail kepada masyarakat Amungme-Kamoro dan bagaimana mencari solusinya bersama-sama.

“Seharusnya pendidikan anak-anak Amungme dan Kamoro tidak dibatasi. Apalagi sampai dikirim ke sekolah ke daerah-daerah yang pendidikannya kurang berkualitas. Kami minta kembalikan anak-anak peserta beasiswa ke kota-kota studi seperti dulu, seperti Semarang yang memiliki kualitas pendidikan tinggi,” tegasnya.

Hal serupa juga disampaikan para orator (pembicara di depan umum), mereka menyampaikan untuk tidak dibatasi kuota penerima beasiswa pendidikan YPMAK. Karena dari pembatasan tersebut, ada 100an anak yang seharusnya sekarang sudah sekolah, menjadi terlambat.

“Ada 100 anak, yakni 30 berjenjang SMP dan 70 SD yang belum terakomodir pendidikannya. Ini harus dicarikan solusi oleh YPMAK,” kata Katagame perwakilan orangtua.

Usai penyampaian orasi, massa menyampaikan pernyataan sikap. Pertama, kuota 3.000 peserta beasiswa ditambah 1.000 peserta beasiswa per tahun. Kedua, hentikan pengiriman anak-anak beasiswa di Papua, dan kembalikan ke luar daerah Papua. Ketiga, kembalikan peserta beasiswa khusus untuk 3 desa dan 5 daskam.

Direktur YPMAK Vebian Magal menerima aspirasi dari Korlap aksi demo yang datang menuntut masalah pendidikan. (Foto: Mujiono/Seputarpapua)

Direktur YPMAK Vebian Magal yang didampingi Wakil Direktur Program dan Monev Nur Ihfa Karupukaro beserta jajaran, mengajak perwakilan massa untuk berdialog di ruang rapat.

Advertisements

Dalam dialog yang berlangsung, Nalio Jangkup menjelaskan tuntutan yang telah mereka bacakan. Seperti tuntutan pertama misalnya, kata dia, selama ini kuota yang berjalan sebanyak 3.000 peserta mulai tingkat SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Jika ada 200 peserta yang selesai mengeyam pendidikan, maka YPMAK hanya akan menerima peserta baru dengan jumlah tersebut atau 200 peserta beasiswa baru. Hal ini menurut Nalio menjadi masalah, karena akan banyak anak-anak Amungme-Kamoro menjadi korban tidak bisa mengenyam pendidikan. Padahal produksi Freeport menurutnya terus bertambah.

“Oleh itu, harus ada penambahan 1000 per tahun agar ada banyak kesempatan bagi anak-anak lain,” pintanya.

Sedangkan penjelasan tuntutan kedua, mengapa anak-anak peserta beasiswa dikirim ke Nabire, Jayapura, dan Manokwari. Padahal, selama ini anak-anak peserta beasiswa YPMAK dikirim ke Semarang dan lainnya, daerah-daerah yang memiliki kualitas pendidikannya bagus.

Advertisements

Kemudian, penjelasan ketiga, banyak anak-anak dari wilayah 3 desa dan 5 daskam yang tidak lulus menjadi peserta beasiswa. Padahal, mereka lah yang terkena dampak langsung terhadap operasi pertambangan Freeport.

“Karenanya, kami minta agar anak-anak ini langsung melanjutkan ke sekolah lanjutan melalui program beasiswa YPMAK tanpa seleksi,” tegasnya.

Menanggapi itu, Direktur YPMAK Vebian Magal mengatakan bahwa tuntutan masyarakat sah-sah saja. Sepanjang masih ada anggaran, hal itu bisa diakomodir. Namun sayangnya, untuk perubahan yang menjadi tuntutan tersebut pihaknya harus mendorongnya ke dalam rapat pembina. Itu karena YPMAK adalah pelaksana, sedangkan keputusan ada ditangan pembina.

Advertisements

“Kami tidak bisa terima massa demo dan langsung memutuskan sana sini, tidak bisa, karena itu di luar jalur. Tapi memang informasi tersebut penting untuk transparansi, apalagi banyak orang yang tidak memiliki data dan tidak bisa menjawab dengan asumsi,” katanya.

Karena itu Vebian menerangkan bahwa untuk program beasiswa, dari tahun 2000 ke 2006 dan lanjut ke tahun 2009, kuota penerimaan pesertanya hanya 800 anak. Sehingga menurutnya, kemungkinan masyarakat yang ketergantungan pada Freeport membuat kebutuhan akan pendidikan jadi meningkat, yang dampaknya kemudian diakomodir peserta semakin banyak.

Kemudian ia menjelaskan jika ditanya dulu saat masih LPMAK tidak terdapat masalah seperti ini, itu karena banyak orang belum paham dan data tidak terbuka ke publik. Berbeda dengan sekarang, data sudah terbuka atas nama transparansi data.

“Seperti sekarang ini kami mengelola 615 miliar untuk semua bidang. Dari anggaran itu, sebanyak 280an miliar dialokasikan untuk pendidikan. Ini menunjukkan anggarannya naik karena kuota juga bertambah, dan ini terjadi dari tahun ke tahun,” tuturnya.

Advertisements

Dari aspirasi yang sudah disampaikan, kata Vebian, YPMAK menerima dan akan menyampaikan itu dalam rapat pembina. Kalau pun nanti hasil dalam rapat pembina tidak terdapat perubahan, YPMAK tetap konsisten dengan apa yang sudah dilakukan dan terus melakukan sosialisasi terhadap program-program yang dilakukan.

Sementara terkait 100 anak yang belum terakomodir, Vebian mengatakan tetap akan diakomodir. Sehingga kemungkinan besar akan mengurangi anggaran pada program lainnya lantaran tidak bisa meminta anggaran baru ke PT Freeport.

penulis : Mujiono
editor : Saldi Hermanto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan