OPINI | Resistensi Budaya dan Politik Identitas di Kawasan Pasifik

Oleh: Hesti Alifia Puji Rahayu

Kawasan Pasifik yang meliputi kepulauan dan negara-negara sekitar Samudera Pasifik, menjadi latar belakang bagi beragam resistensi budaya dan politik identitas yang menarik perhatian. Perkembangan ini mencerminkan kompleksitas dinamika sosial dan politik diantara masyarakat yang mendiami wilayah ini. Salah satu contoh resistensi budaya yang mencolok adalah gerakan untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya tradisional.

Di beberapa negara Pasifik, seperti Tonga dan Fiji, komunitas lokal telah bangkit untuk melawan tekanan globalisasi yang mengancam keberlangsungan tradisi mereka. Upaya yang dilakukan dalam inisiatif ini mencakup langkah-langkah untuk melestarikan bahasa, menjaga keaslian tarian adat, dan mempromosikan seni rupa tradisional sebagai simbol identitas budaya yang kaya ditengah arus globalisasi yang terus berkembang.

Di sisi lain, perhatian khusus juga ditujukan pada resistensi politik identitas di Kawasan Pasifik. Beberapa kelompok masyarakat, terutama kelompok minoritas etnis dan kelompok adat, secara aktif mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap sistem politik yang mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan kebutuhan dan aspirasi yang mereka miliki. Perjuangan ini sering kali terwujud melalui tuntutan hak-hak tanah dan aspirasi akan otonomi yang lebih besar, menggambarkan upaya untuk mempertahankan identitas mereka dalam kerangka politik yang kompleks dan dinamis.

Pentingnya resistensi budaya dan politik identitas di Kawasan Pasifik tidak hanya tercermin dalam aspek lokal, tetapi juga dalam dimensi global. Perkembangan ini menciptakan panggung dimana masyarakat Pasifik dapat berbicara dan berkolaborasi dengan kelompok-kelompok internasional untuk mengatasi tantangan bersama, termasuk isu-isu lingkungan, hak asasi manusia, dan ketidaksetaraan global.

Dengan melihat kasus-kasus menarik ini, kita bisa memahami bahwa resistensi budaya dan politik identitas di Kawasan Pasifik tidak hanya merupakan bentuk perlawanan terhadap perubahan, melainkan juga merupakan usaha untuk menciptakan ruang bagi keberagaman dan keadilan. Fenomena ini adalah cerminan kuat dari semangat ketahanan dan keberlanjutan yang menjadi landasan bagi kelangsungan masyarakat di kawasan ini. (***)

Referensi
Bandoro, B. (2006). Globalisasi, netwar, dan isu-isu strategis di Asia pasifk. Indonesian Journal of International law, vol 3 (3). Globalisasi, Netwar, dan Isu-Isu Strategis di Asia Pasifik – Neliti https://media.neliti.com/media/publications/39235-EN-globalisasi-netwar-dan-isu-isu-strategis-di-asia-pasifik.pdf

Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional di Universitas Cenderawasih.

(Opini adalah pendapat atau gagasan penulis yang dikirim ke Redaksi Seputar Papua. Keseluruhan konten menjadi tanggungjawab penulis)

disunting Oleh: Saldi Hermanto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan