OPINI | Waspada, Pandemi Belum Berakhir

Hendrikus Purnomo
Hendrikus Purnomo

Oleh: Hendrikus Purnomo

PANDEMIK Covid-19 telah memengaruhi semua ekosistem kehidupan dan ekonomi. Tidak hanya kesehatan dan keselamatan jiwa manusia. Pandemik ini berimbas pada kemandekan ekonomi. Kita dipaksa memaknai ulang sesuatu yang telah menjadi kebiasaan atau normal. Kita baru mau memasuki era kenormalan baru.

Seringkali kita bertanya – tanya, Seberapa lama Pandemik Covid-19 ini? Kapan Pandemi Covid-19 berakhir? Jawabannya adalah, Tergantung pada efektivitas pengendaliannya. Berbagai skenario pengendalian penyebaran Covid-19 dan perkiraan puncak siklus telah banyak diprediksi. Salah satunya, bila skenario _physical distancing_ diterapkan cukup moderat, maka akumulasi kasus terkonfimasi positif Covid-19 akan terbatasi.

Sebaliknya, bila skenario _physical distancing_ diabaikan dan dilanggar, dampaknya sudah bisa dipastikan, akumulasi kasus yang terkonfirmasi akan melaju sangat cepat menuju puncak. Mencermati berbagai skenario dan perkiraan penyebaran Covid-19 ini, hal penting yang perlu menjadi perhatian kita adalah Bagaimana kita mengantisipasi, mengambil langkah langkah preventif, merespon dengan cepat dan tepat, kemudian melakukan tindakan dan pemulihan.

Sejauh ini tindakan preventif yang berdampak sangat besar dan terbukti mampu menekan jumlah akumulasi kasus terpapar Covid-19 adalah *penerapan protokol kesehatan* dan *pembatasan perjalanan*, pergerakan masa dari daerah satu ke daerah lainnya.

Namun sangat disayangkan, banyaknya kasus pelanggaran protokol keaehatan dan mobilisasi masa. Akibatnya dibeberapa daerah diseluruh Indonesia terjadi lonjakan kasus terpapar Covid-19. Hal ini tentu saja tidak bisa dibiarkan, seluruh elemen masyarakat harus bergerak bersama, harus satu kata untuk memerangi Covid-19 ini.

Disinilah peran pemerintah menjadi sentral dan menjadi panutan semua pihak. Kesiapan dan kesigapan pemerintah menjadi amunisi untuk melawan Corona.

Masa pandemi masih berlaku namun sayang ada yang seakan amnesia dadakan dan melabrak protokol kesehatan. Mereka lantas _traveling_ dan melakukan hal lain seperti biasa, dan lupa akan resiko terpapar corona. Kondisi seperti ini sangat miris karena bisa menyebabkan Covid-19 makin menggila.

Libur hari raya Idul Fitri beberapa waktu lalu menjadi masa yang suram karena ada kalangan masyarakat yang bandel. Walau sudah diingatkan oleh aparat, tim satgas, dan para tenaga medis, namun mereka tidak mau jika berdiam diri di rumah saja untuk meminimalisir kena corona. Namun malah nekat bepergian, baik di dalam maupun luar kota, antar daerah antar provinsi dengan berbagai alasan.

Petugas sudah berusaha mencegah rombongan dengan cara mencegat di jalan menuju tempat wisata. Rombongan wisatawan tak boleh melaju, namun harus melalui pemeriksaan. Mereka yang tak pakai masker akan kena sanksi. Semua yang akan masuk harus dites rapid. Benar saja, ada yang hasilnya reaktif, sehingga harus dihalau pulang untuk wajib isolasi mandiri.

Namun sayangnya dari mereka ada yang masih bandel dan lari tunggang-langgang dari kejaran petugas. Padahal para aparat dan tim medis bukanlah untuk ditakuti, namun hanya menjalankan tugasnya untuk menjaga ketertiban masyarakat. Apalagi saat masa pandemi, makin diperketat lagi penjagaannya, demi kesehatan dan keamanan bersama.

Masyarakat harus terus diingatkan oleh tim Satgas Gugus Covid-19 untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Sosialisasinya pun masih harus terus dilakukan diberbagai tempat, dan menggunakan media komunikasi apapun yang ada, seperti TV, media sosial, media cetak, media online dan secara langsung melalui Satgas Gugus Covid tingkat RT, tingkat RW, tingkat Kelurahan / Desa dan setrrusnya dan selalu diulang. Protokol Kesehatan harus selalu disebutkan, agar banyak orang sadar bahwa sekarang masih masa pandemi. Karena masih ada yang salah sangka bahwa masa krnormalan baru berarti sama dengan normal.

Advertisements

Walau istilah kenormalan baru sudah diganti dengan _fase adaptasi kebiasaan baru,_ namun masyarakat mungkin ada yang masih bingung. Atau bisa jadi mereka sudah lelah menghadapi berbagai protokol kesehatan lalu merasa masa bodoh dengan pandemi. Lalu melepaskan maskernya dan lupa untuk membawa _hand sanitizer_ serta malas cuci tangan, padahal sudah ada tempatnya.

Yang lebih sedihnya lagi, ada yang menganggap bahwa corona bukan penyakit tapi permainan orang orang tertentu atau negara negara tertentu. Tim Satgas Covid sebaiknya melakukan sosialisasi lagi hingga ke desa terpencil, tujuannya agar mereka paham akan bahaya corona. Sehingga tidak lagi menganggap penyakit ini hanya mitos belaka, dan mereka mau mematuhi protokol kesehatan.

Sangat disayangkan, dalam sosialisasi tersebut tidak pernah diperlihatkan bagaimana kondisi pasien corona, baik itu ilustrasi, foto ataupun video, sehingga masyarakat memahami dan mendapat informasi yang jelas dan ada sedikit efek jera. Sehingga disiplin dalam memakai masker dan mencuci tangan, serta menjaga jarak dan menghindari keramaian. Karena bisa jadi masyarakat bingung Penyakit corona itu seperti apa.

Advertisements

Saat ada sosialisasi protokol kesehatan, bisa juga ditambah dengan pembagian paket berisi masker dan _hand sanitizer_ agar mereka ingat untuk selalu memakainya. Biasanya barang gratis akan selalu diminati dan memancing banyak orang untuk mau mengikuti acara tersebut Sehingga mereka ingat untuk bawa _hand sanitizer._

Dengan cara ini maka baik masyarakat di desa dan kota akan sadar akan bahaya corona dan selalu ingat untuk mematuhi protokol kesehatan. Melakukannya memang butuh ketelatenan tapi lama-lama akan terbiasa. Rasanya aneh jika keluar rumah tanpa masker. Juga cek tas apakah sudah bawa _hand sanitizer._

Untuk meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam melawan corona dan mematuhi protokol kesehatan memang butuh upaya yang strategi, agar mereka tidak merasa terbebani ketika melakukannya. Memakai masker bukan atas paksaan, tapi sudah jadi kebiasaan yang terbentuk dari kesadaran sendiri. Semoga makin banyak orang yang taat protokol kesehatan sehingga pandemi lekas berakhir.

Ditinjau Oleh: Aditra
Advertisements

 

(Opini adalah pendapat atau gagasan penulis yang dikirim ke Redaksi Seputar Papua. Keseluruhan konten menjadi tanggungjawab penulis)

editor : Aditra

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan