Soal Stunting di Mimika, Reynold Ubra: Ada Dua Versi Data

Plt Bupati Mimika, Johannes Rettob saat menandatangani komitmen bersama tentang penanganan bersama stuntinh terintegrasi tahun 2023. (Foto: Fachruddin Aji/seputarpapua)
Plt Bupati Mimika, Johannes Rettob saat menandatangani komitmen bersama tentang penanganan bersama stuntinh terintegrasi tahun 2023. (Foto: Fachruddin Aji/seputarpapua)

TIMIKA | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana(DP3AP2KB) menggelar pertemuan Koordinasi Terpadu Intervensi Penurunan Stunting Aksi I dan Aksi II di salah satu hotel di Jalan Cenderawasih, Mimika, Papua Tengah, Selasa (30/5/2023).

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut pada hari pertama dipimpin langsung oleh Plt Bupati Mimika Johannes Rettob, dihadiri oleh beberapa kepala dinas terkait, penanganan stunting di Kabupaten Mimika.

Plt Bupati Mimika dalam rapat tersebut menekankan pentingnya pendataan dan pemetaan kasus stunting di Mimika.

“Organisasi yang hadir di sini saya mohon, kita coba mendata berapa jumlah angka stunting di Kabupaten Mimika, ini dulu pertama yang kita catat,” tegasnya.

“Sesudah jumlah, (pastikan) apakah jumlah yang kita sampaikan itu sudah benar, atau coba kita evaluasi ulang lagi dari semua kita (OPD terkait) karena kita butuh masukan dari semua pihak,” lanjutnya.

Setelah melakukan pendataan, Bupati John meminta OPD terkait untuk bersama-sama memetakan jumlah stunting terbanyak ada di distrik mana, kemudian dipersempit ketingkat kelurahan, kampung atau RT.

“Karena satu RT dengan yang lain itu sudah beda lingkungan yang luar biasa, nanti (pendataan dan pemetaan) bekerjasama dengan kepala distrik atau kelurahan,” ungkapnya.

Setelah pendataan dan pemetaan dilakukan evaluasi dan dicari apa penyebab terjadinya stunting.

“Apakah kurang gizi, lingkungan, perilaku, hamil dini mungkin, itu catatan yang kita lihat, lalu kita lihat bagaimana pelayanan kita, bagaimana perilaku kehidupan disemua tempat-tempat itu, coba kita evaluasi sama-sama, sesudah itu kita tentukan program apa yang terbaik untuk direncanakan tahun ini atau tahun depan, ini yang harus kita sepakati sama-sama,” paparnya.

John menyebut strategi adalah hal yang paling penting, begitu pula strategi yang akan diambil untuk menurunkan stunting pun harus dibahas dan disepakati bersama antar OPD.

“Sepakati kita ini antar OPD, antar sektor, sehingga semua bahu membahu menurunkan stunting secara bersama,” tegasnya.

Kabid Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Mimika selaku penanggungjawab kegiatan Regina Wenda, mengatakan intervensi penurunan stunting terintegrasi dilaksanakan melalui 8 (delapan) aksi, yakni pertama analisis situasi program penurunan stunting, aksi kedua adalah rencana tindak lanjut kabupaten dalam merealisasikan rekomendasi hasil analisis situasi.

Dalam rapat dua hari tersebut ada dua aksi sekaligus yang perlu dilakukan oleh OPD terkait yakni aksi 1 dan 2.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika Reynold Ubra dalam penyampaiannya menyebutkan pada tahun 2023 target balita yang akan ditimbang dan diukur adalah 10 persen dari penduduk Mimika atau 31.625 balita.

“Lokus (penimbangan dan pengukuran balita) ada 54,” ungkapnya.

Rey menyebut ada dua versi data stunting di Kabupaten Mimika, dari Kementerian Kesehatan melalui hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang menyebutkan jika status stunting Mimika tinggi, yakni 33 persen sekian, namun kata Rey data tersebut tidak tepat karena unit analisanya adalah per provinsi sehingga pembandingnya haruslah provinsi.

“Jika Kabupaten Mimika maka samplingnya adalah kabupaten yang diwakili desa-desa, oleh karena itu sampai April 2023 dari 18.000 anak balita yang kami timbang angka stuntingnya 7,5 persen,” katanya.

“Pada 2022 dari 10.000 anak yang ditimbang prevalensi stuntingnya 12 persen, tetapi berdasarkan hasil E-PPGBM (Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) dari 24.000 sekian anak yang ditimbang, angka stunting kita 7,6 persen jadi ada tiga kontrol data untuk melakukan klarifikasi kepada data SSGI,” katanya.

Rey mengatakan pihaknya akan bertemu dengan Kementerian Kesehatan Indonesia untuk memberikan klarifikasi terhadap data SSGI.

penulis : Fachruddin Aji

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

JADWAL IMSAKIYAH KAB.MIMIKA
TANGGALIMSAKSUBUHZUHURASARMAGRIBISYA
28/03/202404:3104:4112:0115:1218:0319:11
29/03/202404:3004:4012:0115:1218:0219:11
30/03/202404:3004:4012:0015:1218:0219:10
31/03/202404:3004:4012:0015:1218:0219:10
01/04/202404:3004:4012:0015:1318:0119:10
02/04/202404:3004:4011:5915:1318:0119:09
03/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:09
04/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:08
05/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:08
06/04/202404:2904:3911:5815:1317:5919:08
07/04/202404:2904:3911:5815:1317:5919:07
08/04/202404:2804:3811:5815:1317:5819:07
09/04/202404:2804:3811:5715:1317:5819:07

KONTEN PROMOSI