Sopir Rental Temui DPRD Mimika, Kuasa Hukum Maxim Ungkap Hal Ini

Puluhan sopir mobil rental saat menemui anggota dewan di Gedung DPRD Mimika, Senin (10/6/2024). (Foto: Anya Fatma/Seputarpapua)
Puluhan sopir mobil rental saat menemui anggota dewan di Gedung DPRD Mimika, Senin (10/6/2024). (Foto: Anya Fatma/Seputarpapua)

TIMIKA, Seputarpapua.com | Puluhan sopir mobil rental yang tergabung dalam Asosiasi Sopir Rental Timika mendatangi Kantor DPRD Mimika untuk bertemu anggota dewan, Senin (10/6/2024).

Ketua Asosiasi Sopir Rental Timika, Firman mengatakan, kedatangan mereka untuk meminta bantuan anggota dewan memfasilitasi pertemuan antara sopir mobil rental dengan pihak penyedia jasa transportasi online Maxim.

“Kami minta bapak-bapak fasilitasi kita untuk bertemu dengan Maxim,” kata Firman.

Para sopir mobil rental ini, diketahui sebelumnya sempat bermasalah dengan pihak manajemen Maxim maupun sopir Maxim, sampai harus berurusan di kantor polisi.

Firman mengungkap, sejak awal pihaknya tak menolak kehadiran transportasi online Maxim, tetapi tentunya ada hal-hal yang harus diperhatikan bersama.

Kedua pihak bahkan sudah melakukan pertemuan dan ada kesepakatan yang telah disepakati bersama, namun, menurut Firman terjadi pelanggaran atas kesepakatan itu.

Bertemu dengan anggota dewan, Firman menyampaikan tiga poin yang dirasa perlu untuk disampaikan dan diketahui oleh para anggota dewan, diantaranya, seluruh armada Maxim harus menggunakan stiker saat beroperasi, kemudian armada Maxim hanya boleh mengantar penumpang ke pelabuhan atau bandara dan tidak boleh menjemput. Juga, seluruh kendaraan Maxim harus divalidasi nomor polisi, baik jenis kendaraan maupun sopirnya.

Pada 14 Mei 2024, kedua pihak sudah bersepakat, dan pihak Maxim bersedia mencabut laporan polisi (LP) dari kantor polisi.

“Kami tuntut di sini, tanggal 14 lalu kami sepakat bahwa seluruh LP yang terjadi sebelum tanggal 14 itu dicabut, dan sudah dicabut waktu itu (dengan) pernyataan lisan. Harusnya itu dicabut, tapi sampai sekarang kami masih dipanggil terus untuk pemeriksaan,” kata Firman.

Kemudian, terkait pemasangan stiker Maxim, Firman juga meminta agar para sopir Maxim tidak bermain curang dengan menutupi stiker menggunakan viber.

“Kami minta Maxim betul maksimalkan pakai stiker itu,” tandasnya.

Terkait hal-hal yang disampaikan, Ketua DPRD Mimika, Anton Bukaleng mengatakan bahwa semua yang ada di Kabupaten Mimika baik itu orang asli Papua maupun non Papua yang menjadi sopir baik mobil rental maupun Maxim, harus bisa bekerjasama.

Advertisements

Sedangkan Wakil Ketua DPRD Mimika, Aleks Tsenawatme mengatakan, pihaknya akan membahas terkait hal ini di komisi yang membidangi masalah angkutan. Kemudian direncanakan pertemuan antara pihak Maxim, pihak mobil rental dan juga Dinas Perhubungan.

“Sesuai permintaan tadi bahwa harus dipertemukan, jadi nanti kami akan fasilitasi, kami akan undang teman-teman Maxim dan rental harus hadir,” kata Aleks.

Diketahui bahwa, yang menjadi penyebab sehingga pihak Maxim tidak mencabut laporan polisi di Polres Mimika, lantaran usai pertemuan bersama dengan para sopir mobil rental hingga terjadi kesepakatan terkait pencabutan laporan polisi, terjadi lagi aksi intimidasi bahkan persekusi terhadap sopir Maxim. Hal itu dilakukan oleh oknum-oknum diduga sopir mobil rental. Hal inilah yang membuat laporan polisi di Polres Mimika enggan dicabut.

Advertisements

Kuasa Hukum Maxim, Ria Aritonang yang dikonfirmasi mengungkapkan tak hanya itu saja, pihak sopir mobil rental disebutnya terlalu banyak permintaan yang menurutnya tidak masuk akal, termasuk kendaraan Maxim harus berpelat PA.

Kemudian, pihak mobil rental juga tidak bersedia memberikan pernyataan bahwa mereka tidak akan lagi melakukan persekusi terhadap sopir Maxim.

“Pihak rental juga tidak bersedia membuat pernyataan tidak melakukan orderan fiktif yang merugikan driver Maxim,” ungkap Ria Aritonang.

Advertisements

Ria pun menegaskan soal pencabutan laporan polisi bukanlah menjadi kewenangan kuasa hukum ataupun manajemen Maxim, melainkan kewenangan dari korban, yakni sopir Maxim.

“Pencabutan LP itu juga harus dari hati nurani, bukan karena desakan ataupun intervensi,” tegasnya.

Ria pun mengaku hingga kini masih saja terjadi persekusi dan intimidasi terhadap sopir Maxim, seperti yang dilaporkan ada sopir Maxim dikejar hingga ke area Mayon bahkan Poumako, menyebabkan sopir pingsan didalam mobil lantaran kekurangan oksigen. Bahkan ada juga diintimidasi di tempat pencucian mobil, dicegat di jalan sampai mobil dibaret.

“Banyak persekusi rental, ini masih terjadi sampai sekarang. Jadi jangan harap kami cabut LP jika dari rental tidak menyatakan sikap siap salah dan tobat,” pungkasnya.

penulis : Anya Fatma
editor : Saldi Hermanto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan