Gedung Tertinggi Pemandangan Danau Purba di Deiyai

Gedung Tertinggi Pemandangan Danau Purba di Deiyai
Tampak samping Aula Gotong Royong Kodim 1703/Deiyai, (Foto Ist)

DEIYAI | Gedung tertinggi di Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua Tengah, menjadi daya tarik tersendiri, suguhan pemandangan Danau Purba lebih dikenal Danau Tigi yang dikelilingi perbukitan serta pegunungan Deiyai. Aula Gotong Royong ini berdiri kokoh pada ketingian 1.700 meter diatas permukaan laut hasil kolaborasi TNI dan Masyarakat.

Angin dingin dengan suhu sekitar 8 derajat selsius berhembus disetiap kulit prajurit-prajurit TNI dalam kesatuan Kodim 1703/Deiyai bersama puluhan masyarakat yang tengah melihat sebuah sketsa gambar bangunan berukuran panjang 60 meter, lebar 30 meter dengan tempelan bangunan dapur umum berukuran 3 meter x 8 meter persegi.

Dalam perencanaan, lokasi bangunan tersebut berada tepat di depan Markas Kodim 1703/Deiyai dan mengarah didepan akses publik. Nantinya, penggunaan bangunan tersebut dapat juga dipergunakan oleh kalangan masyarakat umum, dan pemerintah setempat.

Perlahan dan secara bertahap pembangunan aula terus berjalan, dengan berkolaborasi bersama rekan-rekan di Nabire, Paniai, Waghete dan lainnya. Sedikit demi sedikit, bahan baku mulai terkumpul, diawali dengan penggalian tanah yang berstruktur banyak batu kapur, dilakukan oleh prajurit TNI bersama masyarakat secara bergotong royong.

“Kami ada kawan di Nabire yang mau membantu berupa semen, kami tampung dulu disana. Kendaraan dinas kami, kebetulan ambil logistik disana (Nabire) jadi kami sekalian muat. Demikian juga seperti kayu, papan, balok kami drop dari Nabire,” kata Dandim 1703/Deiyai, Letkol Inf. I Wayan Dedi Suryanto saat bincang-bincang bersama tim seputarpapua.com, Minggu (19/11/2023).

 

Proses pembangunan Aula Gotong Royong Kodim 1703/Deiyai, (Foto: Ist)

Bahan bangunan yang tersedia di Kabupaten Deiyai, seperti pasir dan batu gunung, membuat prajurit dan masyarakat terus berupaya membangun komunkasi hingga keluar dari Kabupaten Deiyai.

“Bahan-bahan bangunan diluar dari Kabupaten Deiya, semua itu disumbangkan dari Hamba-Hamba Tuhan yang dengan ikhlas melancarkan pembangunan aula,” ujarnya.

Bangunan yang menghabiskan kurang lebih 1.000 sak semen untuk pondasi dan struktur bangunannya, 8 (delapan) truk batu gunung dan pasir gunung, 40 kubik kayu, kurang lebih 500 lembar seng baja anti karat, kabel listrik, lampu, kini telah berdiri kokoh dan juga ada beberapa peralatan multimedia serta kelengkapan-kelengkapan alat lainnya di dalam bangunan tersebut.

“Bangunan ini sekitar bulan April kami lanjut, bulan mei sampai 5 oktober kemarin kami kerjakan. Sebenarnya empat bulan saja bisa selesai, tapi kan kami masalah bahan-bahannya kan tak seperti membangun proyek, semua harus kami komunikasikan. Jadi ada bahan kami lanjut kerja, kurang lebih 6 bulan selesai,” lanjutnya.

Letkol Dedi, sangat bangga dan terharu melihat hasil karya kolaborasi gotong royong TNI dan Masyarakat. Bangunan yang diperuntukkan sebagai Aula ini, lanjut Komandan Dedi, diberi nama Aula Gotong Royong dengan kapasitas maksimal kurang lebih 300-an orang dan ketersediaannya dapur umum.

“Bangunan ini tak hanya TNI saja, masyarakat juga ikut andil dalam pembangunan, pemda setempat juga ikut berpartisipasi. Sehingga kami namakan Aula Gotong Royong. Aula yang dibangun secara bersama-sama, swadaya dan berkolaborasi,” kata Letkol Dedi.

Dari niat dan tekad yang bulat untuk membangun, dikatakan Letkol Dedi, awalnya tak bisa harus bisa dengan cara belajar. Sehingga, dalam proses ini, menurutnya semua belajar sambil bekerja.

Dirinya pun, mengumpulkan anggota yang telah miliki dasar tukang dan memuka pikiran mereka, setelah mereka sudah tekad untuk membangun, baru mulai proses pengumpulan bahan bangunan.

“Kalaupun ada satu teknik yang belum diketahui. Kami memnfaatkan media sosial Youtube atau google untuk belajar secara otodidak tentang sambungan-sambungan, presisi ataupun sudut-sudut yang harus kami buat agar bangunan ini memiliki struktur yang kuat,” katanya.

Aula menghadap ke arah Barat dan Utara diatas ketinggian Danau Purba atau dikenal sebagai Danau Tigi. Dimana, Danau Tigi mirip kuali tersebut sebagai salah satu pesona wisata Kabupaten Deiyai, dikelilingi pegunungan dan lembah tigi. Pegunungan disini, lajutnya, adalah pegunungan kapur, makanya jarang ada pohon-pohon besar.

“Pohon-pohon kecil atau tanaman teduh sebagian besar yang menutupi gunung-gunung disini. Ada beberapa gunung yang sedang berlangsung ditambang untuk diolah sebagai batu gunung atau batu kapur untuk pembangunan di Kabupaten Deiyai,” lanjut Letkol Dedi.

Pertama kali digunakan bulan Oktober sebagai tempat musyarawah, pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), pelatihan paskibra, berdialog bersama tokoh-tokoh masyarakat dan paling sering digunakan dalam rapat internal Kodim.

Dandim 1703/Deiyai, Letkol Inf. I Wayan Dedi Suryanto, (Foto: Ist)

Sejak bulan Juni lalu, Letkol Dedi sapaan akrabnya, mulai digunakan untuk lomba lagu-lagu perjuangan, walaupun gedung tersebut belum sepenuhnya sempurna.

“Kegiatan koordinasi komunikasi lomba lari 5 kilometer, menjadi dapur umum. Kurang lebih ada lima kegiatan besar yang telah berlangsung di aula Gotong Royong ini, juga ada lomba vocal grup dan kegiatan UMKM,” kata Letkol Dedi.

Desember mendatang, menurut Letkol Dedi, akan digunakan sebagai tempat gema Natal 2023 lomba vocal grup lagu-lagu Rohani dari kalangan gereja, masyarakat, sekolah maupun paguyuban-paguyuban yang ada di Papua Tengah.

“Aula ini belum diresmikan, kami masih menunggu kesediaan Bapak Pangdam atau Bapak Danrem, kami akan sodorkan untuk prasastinya. Tetapi kami sudah melakukan pengucapan syukur untuk difungsikannya Aula Gotong Royong ini. Karena kami tak bisa menunda penggunaan aula ini,” kata Letkol Dedi.

Sikap positif yang ditunjukkan prajurit Kodim 1703/Deiyai bersama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Deiyai merajuk terhadap Sila Ketiga Pancasila yang berbunyi Persatuan Indonesia. Dimana, melibatkan komitmen terhadap kesatuan, integritas, dan persatuan dalam bekerja, membangun tali silatuhrahmi, keragaman budaya, suku, agama.

Sikap positif terhadap Sila Ketiga ini merupakan landasan penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Ini membantu mengatasi perbedaan dan menghormati keanekaragaman sebagai sumber kekuatan nasional.

Melalui sikap bekerja bersama-sama membangun Aula Gotong Royong menjadi sebuah inspirasi dan motivasi kepada masyarakat Indonesia agar terus bersatu dalam semangat persatuan membangun daerah menuju Indonesia Damai.

penulis : IndrayadiTH
editor : Aditra

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *